Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit

- 22 Agustus 2022, 22:57 WIB
Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit
Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit /unsplash @prisilliaduperez)/

KILAS KLATEN - Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah merupakan salah satu materi Bahasa Indonesia yang wajib dipelajari oleh siswa.

Materi Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah ini terdapat dalam Buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbudristek.

Selain berbagai materi yang berkaitan dengan Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah, di dalam buku Bahasa Indonesia  ini juga terdapat berbagai soal dan tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Salah satunya yang ada di Halaman 62-63.

Sebagai informasi, Buku teks Bahasa Indonesia sendiri menjadi salah satu buku yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Baca juga: Bagaimana Cara Menilai Karya Melalui Kritik dan Esai? Berikut Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Bab 6 Kelas 12 SMA

Buku teks Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu sumber belajar utama untuk digunakan pada satuan pendidikan ini ditulis oleh Maman Suryaman, Suherli, dan Istiqomah.

Berikut ini adalah Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kegiatan 1 Halaman 62-63 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit berdasarkan pembahasan Guru Bahasa Indonesia.

Soal Bahasa Indonesia Kegiatan 1 Halaman 62-63 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit

Tugas

Petunjuk: Bacalah kembali kutipan novel sejarah Kemelut di Majapahit (jilid 01).Kemudian, analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel berikut ini.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kegiatan 1 Halaman 62-63 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit

Tabel analisis kaidah kebahasaan novel sejarah Kemelut di Majapahit yaitu

1. Kalimat bermakna lampau

Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah ... (paragraf 2)

Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang sang Prabu Kertanegara ke negeri Melayu. (paragraf 3)

2. Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu

Setelah Raden wijaya berhasil menjadi ... (paragraf 1)

Sebelum puteri dari tanah Melayu ... (paragraf 2)

Kemudian terdengar bunyi kerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur.

3. Penggunaan kata kerja material

(paragraf 2) Sebelum puteri dari tanah Melayu ini ... telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara.

(paragraf 3) Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini ...

4. Penggunaan kalimat tidak langsung

Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe.

Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat.

Penjelasan:

Penggunaan kata kerja material pada kutipan novel sejarah Kemelut di Majapahit hanyalah sebagian contoh. Karena pada kutipan tersebut banyak terdapat kata kerja material.

Contoh: (paragraf 1) ... beliau tidak melupakan ... (kata kerja material biasanya diawali dengan kata kerja berimbuhan me-)

4. Penggunaan kalimat tidak langsung

Kutipan teks:

- Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhdap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat.

5. Penggunaan kata kerja mental

Kutipan teks:
- Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Rongo Lawe.

Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main.

- Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang telah diperistri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari

- Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya.

- Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan di hatinya.

- Semua muka para penghadap menjadi pucat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang.

6. Penggunaan dialog

Kutipan teks:

- "Kakangmas Adipati...harap paduka tentang...."

- Ingatlah, Kakangmas adipati.....sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu..."

- "Aku harus pergi sekarang juga!"

- "Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di Depan! Aku akan berangkat ke Mojopahit sekarang juga!"

- "Hamba sengaja datang menghadap paduka untuk mengingatkan Paduka dari Kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!"

- "Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?"

- "Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang padukaambil ini sungguh-sungguh tidak tepat, tidak bijaksana, dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai Patih Hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Mahajara yang arif dan bijaksana dan adil!"

7. Penggunaan kata sifat

Kutipan teks:

- Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan

- Pasukan ini dinamakan pasukan pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang...

- Putri yang kedua yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima.

- ....Karena Dara Petak memang cantik Jelita dan pandai membawa diri.

- Tentu saja Ronggo Lawe, sebagia seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri.

- Namun karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka.

- Muka patih Nambi sebentar pucat sebentar merah....

- Lembu Sorayang sudah tua itu menjadi pucat mukanya....

- "....padahal paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang bijaksana dan adil"

-"..Dia seorang bodaoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa..."

Baca juga: Rangkuman Menikmati Cerita Novel Sejarah Materi Bab 2 Bahasa Indonesia Kelas 12

Demikian Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kegiatan 1 Halaman 62-63 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit yang bisa dijadikan referensi saat menjawab Soal Bahasa Indonesia Kegiatan 1 Halaman 62-63 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Novel Sejarah Kemelut di Majapahit.

Artikel soal dan kunci jawaban ini hanya untuk membantu siswa dalam belajar. Kebenaran kunci jawaban ini tidak mutlak, sehingga tidak menutup kemungkinan ada jawaban lainnya.***

Editor: Masruro

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah