Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil, dengan tujuan untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat dan menggantinya dengan negara sendiri.
Pemerintah Indonesia sempat melakukan penyelesaian secara damai dengan mengutus dr. Leimena untuk berunding, namun mengalami kegagalan.
Akhirnya, pemerintah mengambil tindakan tegas dengan melakukan operasi militer di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
Setelah terjadi pertempuran yang dahsyat di Ambon, Soumokil berhasil melarikan diri ke Pulau Seram dan akhirnya ditangkap pada 1963 yang dijatuhi hukuman mati.
c. Pemberontakan Andi Aziz
Pemberontakan Andi Aziz terjadi pada 8 April 1950 di Makassar. Pemberontakan ini berawal dari adanya kekecewaan KNIL, karena KNIL harus bergabung dengan APRIS bersama pasukan TNI yang didominasi dari Jawa.
Baca Juga: Nilai-nilai yang Ada dalam Teks Novel Sejarah Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil
Pasukan Andi Aziz menuntut agar pasukan TNI ditarik dari Makassar, Negara Indonesia Timur (NIT) dipertahankan, kemudian KNIL diberikan wewenang atas keamanan di NIT.
Pemberontakan Andi Aziz berakhir pada 15 April 1950 di Jakarta ketika Andi Aziz ditangkap hingga mendapatkan hukuman penjara selama 15 tahun.
2. DI/TII di Jawa Barat dilatarbelakangi oleh adanya kekecewaan yang dirasakan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo atas penandatanganan Perjanjian Renville.