Novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan masyarakat Dukuh Paruk pada sekira tahun 1940-1960-an.
Melalui tokoh-tokoh yang ditampikan, seperti Srintil, Rasus, dan sebagainya, pengarang sangat detail menggambarkan bagaimana Ronggeng menjadi kebudayaan yang menjiwai kehidupan masyarakat dukuh Paruk.
Perlu diketahui bahwa, Paruk merupakan sebuah dukuh di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Kehidupan sehari-hari masyarakat dukuh paruk sungguh memprihatinkan. Sebagian besar penghuni dukuh berprofesi sebagai pembuat tempe bongkrek. Hampir tidak nampak kemeriahan pada malam hari, hingga suatu saat muncullah Srinthil sang penari.
Demikian kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Kegiatan 2 Halaman 116-117 Kesamaan Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dengan Kehidupan Pengarang.
Artikel soal dan kunci jawaban ini hanya untuk membantu siswa belajar Bahasa Indonesia. Kebenaran kunci jawaban ini tidak mutlak, sehingga tidak menutup kemungkinan ada jawaban lainnya.***