Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Ajang Kreativitas Guru Atau Siswa?

- 24 Desember 2023, 09:45 WIB
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) Ajang Kreativitas Guru Atau Siswa?
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) Ajang Kreativitas Guru Atau Siswa? /Anis Kholila/

Oleh: Anis Kholila, S.Pd.I*

KILAS KLATEN - Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di Kabupaten Klaten secara serentak mulai Tahun Ajaran 2022/2023. Walaupun terkesan mendadak para guru berusaha untuk mengikuti kebijakan yang telah diambil Dinas Pendidikan tersebut, karena kegiatan pembelajaran sudah bukan hal yang asing untuk para guru.

Perbedaan yang terlihat dalam kurikulum merdeka adalah porsi pembelajaran, dimana ada projek dalam kurikulum merdeka yang mengajak siswa belajar lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi.

Menurut Permendikbudristek No.56/M/2022 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5 adalah kegiatan kokurikuler yang berbasis projek dalam mencapai profil pelajar pancasila selain kegiatan kurikuler.

Ada 6 dimensi yang menjadi acuan penilaian dalam kegiatan P5 yaitu 1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan berakhlak mulia. 2. Berkebinekaan Global. 3. Bergotong Royong. 4. Mandiri, 5. Bernalar Kritis, dan 6. Kreatif.

Keenam dimensi tersebut masih diturunkan ke dalam beberapa elemen dan sub elemen yang disesuaikan dengan capaian yang ingin dicapai oleh setiap satuan pendidikan.

Sebagai implementasi dari penguatan profil Pelajar Pancasila, projek ini dirancang melalui serangkaian tahapan yang terperinci. Pertama, langkah ini dimulai dengan perencanaan alokasi waktu dan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan dinilai, yang telah dijelaskan dalam Permendikbudristek No.56/M/2022.

Selanjutnya, tim fasilitator projek dibentuk oleh pimpinan satuan pendidikan sebagai langkah kedua. Tahapan ketiga melibatkan identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan, yang dapat dibahas melalui musyawarah dengan berbagai unsur di satuan pendidikan. Proses berlanjut dengan pemilihan tema umum pada tahap keempat, dimana pilihan dapat diambil dari enam tema yang telah disiapkan khusus untuk jenjang SLTP.

Tahap kelima melibatkan penentuan topik spesifikasi, yang memerlukan kreativitas para guru dalam menentukan fokus proyek. Selanjutnya, pada tahap keenam, tim fasilitator proyek atau koordinator proyek bertanggung jawab untuk merancang modul proyek.

Setelah perencanaan, tahap berikutnya adalah melaksanakan proyek itu sendiri, yang melibatkan seluruh guru dan tenaga kependidikan jika diperlukan, atau melibatkan para ahli yang relevan dengan pembelajaran proyek. Setelah pelaksanaan, tahap kedelapan adalah melakukan refleksi guna mengevaluasi kegiatan proyek.

Terakhir, pada tahap kesembilan, dilakukan pembuatan laporan dan penilaian hasil proyek sebagai penutup dari keseluruhan proses penguatan profil Pelajar Pancasila ini. Dengan demikian, projek ini menjadi landasan kuat untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar.

Meskipun telah ada pedoman dari permendikbudristek tentang pelaksanaan P5, nyatanya tetap membutuhkan kreatifitas para guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran.

Untuk memancing kegiatan yang kreatif dari para siswa, guru juga harus memiliki kreatifitas dalam menyampaikan dan mengemas kegiatan P5 menjadi sebuah aktifitas yang diminati, memberikan pengalaman bermakna dan menghasilkan ketrampilan yang tepat guna dimasa yang akan datang serta dilandasi keimanan dan akhlak mulia. Jika hal itu dapat diwujudkan maka tujuan dari pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila bisa dikatakan sesuai harapan.

Pedoman pelaksanaan P5 adalah pegangan guru dalam melaksanakan kebijakan pemerintah, Tapi guru adalah adalah sumber dari segala hal yang ingin dicari siswa. Buku, video ataupun poster tidak akan bisa menggantikan peran guru dalam penyampaian sebuah ilmu. Oleh karena itu seorang guru yang menyadari fungsinya dengan baik, akan selalu berusaha membekali dirinya dengan segala hal yang mungkin akan bermanfaat dalam pembelajaran untuk siswanya.

Keteladanan guru dalam berakhlak akan membantu siswa menentukan figur yang baik, kreatifitas, toleransi , mandiri dan kerjasama yang diharapkan terbentuk pada diri siswa akan dengan mudah dilihat para siswa. Dan tentu saja akan lebih mudah ditiru dibandingkan hanya membaca atau melihat poster. Karena guru ada disetiap kegiatan pembelajarannya, bisa menjadi tempat ia bertanya apa saja.

Jadi secara singkat bisa dikatakan , dengan adanya P5, tidak hanya siswa yang dituntut kreatif dan bernalar kritis, tapi guru harus siap dan mau kreatif dan bernalar kritis menciptakan suatu kegiatan untuk siswanya.***

*Penulis adalah SMP Negeri 3 Karangdowo, Kabupaten Klaten

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah