Banjir di Solo, 10 Ribu Warga dari 15 Kelurahan Ngungsi

- 17 Februari 2023, 13:35 WIB
Banjir Rendam 15 Kelurahan Kota Solo, Ribuan Warga di Ungsikan ke Sekolahan (Dok. Instagram/TA Radio)
Banjir Rendam 15 Kelurahan Kota Solo, Ribuan Warga di Ungsikan ke Sekolahan (Dok. Instagram/TA Radio) /

KILAS KLATEN - Sebanyak 10 ribu warga wilayah Solo mengungsi karena terendam banjir.

Terjadinya banjir yang merendam wilayah Solo akibat meluapnya sejumlah sungai salah satunya Kali Premulung dan Bengawan Solo.

Nico Agus Putranto, Kepalda BPBD Kota Solo mengatakan, Kecamatan Laweyan wilayah paling terdampak banjir.

Terdapat 15 kelurahan terendam banjir saat ini. Ketinggian banjir bervariasi ada yang 1 meter hingga 1,5 meter.

Akibat banjir di 15 kelurahan itu, saat ini ada sekitar 10 ribu lebih warga Solo mengungsi.

Sejumlah lokasi dijadikan tempat mengungsi sementara, seperti kantor-kantor kelurahan ada pula yang memilih mengungsi di tempat saudranya.

"Mereka yang mengungsi di kantor-kantor kelurahan, ada 15 kelurahan," jelas Agus Putranto, kemarin, Kamis 16 Februari 2023.

Baca Juga: 15 Kecamatan di Solo Terendam Banjir, Puluhan Ribu Orang Terdampak

BPBD telah menyiapkan logistik dan dapur umum untuk membantu para pengungsi yang terdampak banjir.

Sebagai informasi, masyarakat yang tinggal di pesisir maupun aktivitas laut dan pelabuhan diimbu waspada potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada fase bulan purnama.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) fase bulan purnama akan terjadi banjir 5 hingga 11 Februari 2023.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo mengatakan pada fase bulan purnama terjadi peningkatan ketinggian air pasang laut maksimum mengakibatkan air meluap dan terjadi banjir.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, akan terjadi peningkatan ketinggian gelombang laut mencapai 4.0–6.0 di sejumlah perairan wilayah Indonesia.

Potensi air pasang terjadi di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Banjir rob bisa terjadi di Pesisir Tegal, Jawa Barat, Utara DKI Jakarta, Banten dan Kepulauan Riau.

Selatan Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Pulau Selayar, Maluku Utara,Maluku, dan Papua Selatan.
 
Baca Juga: Dorong Kepala Daerah Lakukan Terobosan Perbaikan Ekonomi, Ganjar: Mudahkan Investasi

Namun demikian, waktu terjadi banjir rob di setiap daerah akan berbeda-beda. Namun dipastikan akan berdampak pada aktivitas masyarakat di pelabuhan maupun pesisir.

Banjir rob akan berdampak pada aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Karena itu masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga untuk melakukan antisipasi dampak banjir rob.

“Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” imbau Eko.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah