KILAS KLATEN – Sering terjadi, di mana banyak manusia terjerumus terkena penyakit hati yang bernama riya. Padahal bahaya dan dampak negative riya sangatlah jelas.
Amal-amal dan ibadah mereka akhirnya menjadi rusak karena penyakit hati yang mengerikan tersebut.
Sulit memang menghindari sikap pamer atau ujub ketika melakukan kebaikan atau ibadah. Jebakan riya, nyata benar adanya, dan sulit untuk dihindari.
Penyakit riya bisa menyerang siapa saja, tidak peduli rakyat biasa, pembelajar, intelektual, pejabat top, hingga ulama sekalipun, semua orang bisa terjangkit penyakit riya.
Penyakit Riya sangat mengerikan, karena riya dapat merusak amalan dan ibadah pelakunya.
Baca Juga: Mewah! Timnas Polandia Dikawal Pakai Jet Tempur F-16 Menuju Perhelatan Piala Dunia Qatar
Bayangkan, ketika kita rajin beramal dan beribadah, tetapi semuanya menjadi sia-sia dan tidak diterima Allah, hanya karena ada setitik riya dalam hati kita. Menyedihkan bukan?
Imam Abu Hamid Al Ghazali atau yang dikenal dengan Imam Al-Ghazali, memiliki pengertian tersendiri tmengenai riya.
Dalam kitabnya yang berjudul Minhaj Al-‘Abidin, beliau mengatakan, riya adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Imam Al-Ghazali, mengkategorikan riya menjadi dua, yakni: riya murni, dan riya campuran.