Anda Merasa Takut Ditinggal Orang yang Dicintai? Waspada Inner Child

- 15 November 2023, 17:00 WIB
Anda Merasa Takut Ditinggal orang yang Dicintai? Waspada Inner Child
Anda Merasa Takut Ditinggal orang yang Dicintai? Waspada Inner Child /Freepik/ilustrasi gambar ketakutan/

KILAS KLATEN - Inner child adalah hasil dari pengalaman masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang saat ini, baik itu positif atau negatif.

Namun, pengalaman masa kecil yang negatif sering kali menyebabkan orang memiliki inner child yang terluka dan tidak disadari sehingga akhirnya membekas dalam diri seseorang.

Hal ini pun menyebabkan rasa sakit terpendam yang pada akhirnya dapat memengaruhi perilaku dan tindakan seseorang saat dewasa.

Dalam ilmu psikologi, inner child adalah komponen yang sewajarnya ada dalam setiap individu, yang membentuk karakter seseorang dan bisa dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil.

Inner child dalam bahasa psikologi dapat disebut sebagai ACEs (adverse childhood experiences).

Baca Juga: Inner Child: Memahami si Kecil Sebagai Bagian dari Masa Lalu

Seiring bertambahnya usia, biasanya seseorang akan mengalami pertumbuhan, baik secara fisik maupun mental.

Namun, terdapat aspek dalam diri yang tidak ikut tumbuh dewasa dan tetap dipertahankan.

Sisi anak-anak ini disebut sebagai inner child.

Setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik, dan beberapa di antaranya mungkin berisi pengalaman-pengalaman yang menimbulkan luka dan tantangan.

Sisa-sisa luka dari masa kecil ini dapat berdampak pada pembentukan karakter secara negatif di masa dewasa yang terasa nyata, termasuk dalam cara pengambilan keputusan dan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.

Tanda Inner Child Terluka

Jika salah satu tanda ini terjadi, Anda mungkin memiliki inner child yang terluka, diantaranya :

1. Takut ditinggalkan
Salah satu tanda inner child terluka adalah memiliki ketakutan yang luar biasa akan ditinggalkan oleh orang-orang dalam hidup.

Gejala ketakutan tersebut bisa berupa perasaan tidak bisa jauh dari pasangan, sangat bergantung dan tidak mandiri, merasa tidak layak dicintai, insecure, atau bahkan menjadi gangguan kecemasan dan depresi.

Orang-orang yang takut ditinggalkan, selalu menuntut bukti kesetiaan dan komitmen orang lain.

Hal ini dapat menjadi masalah, karena perilaku dan tindakan orang tersebut terlalu dipengaruhi oleh konsep di masa lalunya dan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di masa kini saat orang tersebut menjalani hubungan.

2. Memiliki perasaan bersalah yang berlebihan
Rasa bersalah adalah penyesalan atau beban tanggung jawab yang dihadapi orang setelah mereka melakukan kesalahan.

Rasa bersalah adalah hal yang wajar.

Kecuali jika perasaan ini muncul tanpa ada alasan yang jelas.

Misalnya, ketika Anda merasa bersalah ketika tidak melakukan kesalahan.

Itu bisa menjadi pertanda masalah serius seperti depresi atau kecemasan.

Bisa jadi hal tersebut juga adalah tanda inner child terluka akibat sering dibuat merasa bersalah di masa kecil.

Serta, Anda tidak pernah sembuh darinya.

Sengaja atau tidak, terkadang  orang dewasa membuat anak-anak merasa bertanggung jawab atas hal-hal di luar kendali mereka, dan hasilnya adalah emosi bersalah yang tidak perlu.

3. Tanda inner child terluka lainnya adalah memiliki trust issue
Jika di masa kecil Anda sering dibohongi, dicurangi, atau dimanipulasi, ada kecenderungan bagi Anda untuk mempertanyakan niat orang lain.

Dengan kata lain, Anda menjadi sangat mudah curiga atau suudzon.

Hal tersebut merupakan mekanisme bertahan dari rasa sakit atau kekecewaan akibat dikhianati orang lain.

Namun, kecurigaan yang berlebihan dapat merusak suatu relasi yang sehat.

Tidak semua orang berencana untuk berbuat jahat kepada Anda dan menolak untuk percaya kepada orang yang benar-benar tulus, akan menjauhkan Anda dari hubungan yang sehat.

Jika merasa memiliki trust issue yang berlebihan, cobalah untuk mengingat kembali apakah di masa kecil Anda sering dibohongi atau dimanipulasi oleh orang lain.

Baca Juga: Kelompok Psikologi Amerika Keluarkan Rekomendasi untuk Penggunaan Media Sosial Oleh Anak-Anak

4. Takut menetapkan dan menegakkan batasan privasi
Batas adalah aturan yang kita buat dalam pikiran kita sendiri tentang seberapa jauh kita mengizinkan orang lain “masuk” dalam kehidupan kita agar kita dapat merasa nyaman.

Orang yang memiliki inner child yang terluka terkadang kesulitan menetapkan batasan dan menegakkannya.

Contohnya adalah people pleaser. 

Jika Anda tidak dapat mengatakan "tidak" atas permintaan orang lain yang mengganggu kenyamanan Anda, kemungkinan besar Anda termasuk dalam golongan people pleaser.

Bisa jadi karena Anda sungkan menyakiti perasaan orang lain atau mungkin Anda hanya tidak pandai mengungkapkan pikiran Anda.

Bagaimanapun itu terwujud dalam diri Anda, itu sering kali merupakan tanda dari inner child yang terluka.

5. Terlalu mudah marah adalah tanda inner child terluka
Kemarahan adalah emosi yang wajar dirasakan oleh setiap orang pada satu titik tertentu.

Ada banyak alasan untuk marah, mulai dari yang besar hingga yang kecil.

Dalam beberapa kasus, bisa merasakan dan mengungkapkan kemarahan adalah suatu tanda kecerdasan emosi.

Namun, ketika seseorang berulang kali tidak mampu bersikap tenang dan kehilangan kendali dalam mengelola emosi, itu adalah tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam.

Marah yang berlebihan bisa merupakan tanda adanya inner child yang terluka akibat pada masa kecil mengalami ketidakadilan dan peristiwa yang membuat frustasi, tapi tidak dapat mengungkapkannya.

Dengan kata lain, ada amarah yang terpendam sekian lama di dalam alam bawah sadar.

Ketika sedang marah, cobalah untuk introspeksi diri, apakah marah yang Anda lakukan adalah kemarahan yang wajar atau merupakan ketidakmampuan mengendalikan diri tanda inner child yang terluka.***

 

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah