Jembatan Krimea Rusak, Rusia Marah Besar Hingga Putin Sebut Ukraina Teroris

10 Oktober 2022, 15:00 WIB
Citra satelite kondisi Jembatan Krimea pasca ledakan yang terjadi Sabtu 8 Okrober 2022 /Twitter Maxar Technologies (@Maxar)

KILAS KLATEN - Rusaknya Jembatan Krimea membuat pihak Rusia marah besar hingga Vladimir Putin menyebut Ukraina sebagai teroris.

Sebelumnya diketahui, viral sebuah video yang memperlihatkan terjadinya ledakan besar memutuskan Jembatan Krimea yang penghubung dengan Rusia.

Crimea merupakan satu-satunya jembatan penghubung yang sangat vital untuk jalur utama pemaskan perang bagi pasukan Rusia.

Disisi lain, Kementerian Pertahanan Inggris menilai, Jembatan Krimea yang telah rusak parah akan menjadi masalah besar bagi kekuatan Rusia.

Atas rusaknya jembatan Krimea tersebut, Presiden Rusia Vlandimir Putin pun angkat bicara.

Putin menilai, ledakan yang terjadi di Jembatan Krimea adalah serangan yang dibuat oleh teroris dari Ukraina.

Baca Juga: Lebih Murah, Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak dari Rusia

Tanggapan Putin tersebut dirilis dalam video pendek bedurasi 33 detik pada Minggu, 9 Oktober 2022.

"Tidak ada keraguan. Ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting," kata Presiden Rusia dalam siaran di saluran Telegram Kremlin.

"Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Putin menegaskan segera mengadakan pertemuan darurat dengan dewan keamanan Rusia.

Pertemuan darurat tersebut bersifat penting, mengingat Putin akan merumuskan cara pembalasan Rusia terhadap ledakan di Jembatan Krimea tersebut.

Sampai saat ini pihak Ukraina belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan Jembatan Krimea.

Baca Juga: Hapus Bukti Video Tragedi Kanjuruhan, LPSK Sebut Polisi Tak Profesional

Namun, dari laporan New York Times, mengklaim bahwa dinas intelijen Ukraina sebagai dalang di balik ledakan Jembatan Krimea ini.

Seorang kritikus Barat menyatakan kekhawatiran akan konflik Rusia-Ukraina semakin berbahaya akibat rusaknya Jembatan Krimea.

"Sebuah serangan di jembatan itu dianggap sebagai salah satu garis merah, persimpangan yang dapat menyebabkan reaksi kemarahan skenario terburuk, hingga dan termasuk pembalasan nuklir," kata Tatyana Stanovaya, seorang analis politik internasional.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Tags

Terkini

Terpopuler