Network
KILAS KLATEN – Boris Johnson dan mantan menteri keuangannya, Rishi Sunak, berpotensial menjadi pesaing untuk menggantikan Perdana Menteri Inggris, Liz Truss.
Truss, yang dipilih menggantikan Johnson pada awal September lalu terpaksa mengundurkan diri pada Kamis kemarin 20 Oktober 2022, setelah hanya enam minggu berkuasa.
Johnson dan Sunak harus mendapatkan 100 suara dari anggota parlemen Partai Konservatif pada hari Senin besok, apabila ingin mencalonkan diri. Diharapkan salah satu dari mereka akan mengembalikan nasib buruk yang menimpa partai mereka.
Baca Juga: Liz Truss, Perdana Menteri Inggris dengan Masa Jabatan Terpendek
Apabila Johnson mampu memenangkan ‘perlombaan’ ini, itu akan menjadi comeback yang luar biasa baginya, karena dia digulingkan oleh anggota parlemen lebih dari tiga bulan lalu.
“Dia (Boris Johnson) dapat membalikkan keadaan lagi. Dan saya yakin rekan-rekan saya mendengar pesan itu dengan lantang dan jelas,” ucap Paul Bristow, anggota parlemen Partai Konservatif, dikutip Kilas Klaten dari Reuters.
“Boris Johnson dapat memenangkan pemilihan umum berikutnya,” tambahnya.
Tapi Johnson mengklaim dirinya ragu untuk mencapai ambang batas 100 suara. Hal itu dikarenakan masa jabatannya selama tiga tahun dirusak oleh skandal dan tuduhan pelanggaran.
Baca Juga: Perdana Menteri Inggris Liz Truss Mengundurkan Diri, Rusia Bereaksi: Bencana Buta Huruf
Salah satu mantan penasehatnya yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa Johnson tidak mungkin mencapai target, setelah mengasingkan lusinan anggota Partai Konservatif selama masa jabatannya yang penuh skandal.
