Situs Web Pemerintah Bangladesh Membocorkan Data Pribadi Warga Negara

- 8 Juli 2023, 10:19 WIB
Ilustrasi kata sandi, simak 7 tips memperkuatnya agar tidak terjadi kebocoran data.
Ilustrasi kata sandi, simak 7 tips memperkuatnya agar tidak terjadi kebocoran data. /Freepik/pikisuperstar

KILAS KLATEN – Sebuah situs web pemerintah Bangladesh membocorkan informasi pribadi warga negaranya, termasuk nama lengkap, nomor telepon, alamat email, dan nomor KTP.

Viktor Markopoulos, seorang peneliti yang bekerja untuk Bitcrack Cyber Security, mengatakan bahwa ia secara tidak sengaja menemukan kebocoran tersebut pada tanggal 27 Juni, dan tidak lama kemudian ia menghubungi Tim Respons Insiden Komputer e-Government Bangladesh (CERT). Dia mengatakan bahwa kebocoran tersebut mencakup data jutaan warga Bangladesh.

Baca Juga: Hacker Ancam Akan Membocorkan 80GB Data Rahasia Yang Dicuri Dari Reddit

TechCrunch dapat memverifikasi bahwa data yang bocor tersebut adalah sah dengan menggunakan sebagian untuk menanyakan alat pencarian publik di situs web pemerintah yang terkena dampak. Dengan melakukan hal ini, situs web tersebut mengembalikan data lain yang terkandung dalam database yang bocor, seperti nama orang yang mengajukan permohonan untuk mendaftar, serta, dalam beberapa kasus, nama orang tua mereka.

TechCrunch tidak menyebutkan nama situs web pemerintah karena datanya masih tersedia secara online, menurut Markopoulos. Di Bangladesh, setiap warga negara yang berusia 18 tahun ke atas diberikan Kartu Identitas Nasional, yang memberikan identitas unik kepada setiap warga negara.

Kartu ini wajib dimiliki dan memberikan warga negara akses ke beberapa layanan, seperti mendapatkan SIM, paspor, membeli dan menjual tanah, membuka rekening bank, dan lain-lain. CERT Bangladesh, kantor pers pemerintah, kedutaan besar Bangladesh di Washington, D.C., dan konsulatnya di New York City tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Data SMP Negeri di Klaten yang Masih Memiliki Daya Tampung di PPDB Online 2023

Markopoulos mengatakan bahwa menemukan data tersebut "terlalu mudah."

"Data itu muncul begitu saja sebagai hasil pencarian di Google dan saya tidak berniat untuk menemukannya. Saya mencari kesalahan SQL di Google dan itu muncul begitu saja sebagai hasil kedua," katanya kepada TechCrunch, mengacu pada SQL, sebuah bahasa yang dirancang untuk mengelola data dalam database.

Halaman:

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Techcrunch


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x