Network
Kilas Klaten – Komisi Kesempatan Kerja yang Setara (EEOC) AS mengajukan gugatan terhadap Tesla pada hari Kamis, menuduh produsen mobil tersebut melanggar hukum federal dengan mentolerir pelecehan rasial yang meluas dan terus berlanjut terhadap karyawan kulit hitam dan membuat beberapa pekerja mengalami pembalasan karena menentang pelecehan tersebut.
Gugatan dari badan federal yang bertanggung jawab untuk menegakkan undang-undang hak-hak sipil terhadap diskriminasi di tempat kerja adalah salah satu dari beberapa gugatan terhadap Tesla atas bias rasial. Departemen Hak Sipil California menggugat Tesla pada tahun 2022 atas tuduhan serupa.
Dan pada bulan April, juri memerintahkan Tesla untuk membayar ganti rugi sebesar $3,2 juta kepada mantan pekerja berkulit hitam, Owen Diaz, setelah Tesla terbukti membiarkan pelecehan rasial yang parah di pabrik perakitan Fremont.
Pada bulan April 2022, Tesla mengungkapkan dalam pengajuan keuangan bahwa EEOC melakukan "penyelidikan terbuka" terhadap perusahaan tersebut. Tesla telah terlibat dalam proses konsiliasi wajib dengan badan tersebut. Proses tersebut tidak berhasil, yang berujung pada gugatan yang diajukan pada hari Kamis.
Baca Juga: Tesla Dapatkan Dana $160 Juta Dari Uni Eropa untuk Memperluas Jaringan Supercharger Di 22 Negara
EEOC menuduh bahwa setidaknya sejak tahun 2015 hingga saat ini, karyawan kulit hitam di pabrik yang sama telah mengalami "pelecehan rasial yang parah atau meluas" dan "lingkungan kerja yang tidak bersahabat."
Gugatan tersebut menuduh Tesla melanggar Title VII dari Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964, yang diamandemen pada tahun 1991, yang menyerukan kepada para pemberi kerja untuk memperbaiki praktik-praktik yang melanggar hukum berdasarkan ras dan memberikan bantuan yang sesuai kepada individu yang dirugikan.
