KILAS KLATEN - Penyakit Parkinson merupakan kondisi kesehatan yang mempengaruhi otak dan sistem saraf, hal ini diklasifikasikan sebagai gangguan neurologis karena mempengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol gerakan.
Kondisi tersebut ditandai dengan gejala tremor, kesulitan dengan gerakan, dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson merupakan kondisi kesehatan yang progresif yang berarti semakin memburuk dari hari ke hari.
Adapun gejala dari penyakit Parkinson terbagi menjadi dua yakni gejala motorik dan gejala non motorik.
Baca Juga: Apa Itu Henti Jantung? Penyakit yang Diduga Menjadi Penyebab Banyaknya Korban pada Tragedi Itaewon
1. Gejala motorik
Merupakan masalah terkait gerakan yang terjadi karena otak tidak dapat mengirim sinyal ke otot seperti yang seharusnya
Gejala motorik pada penyakit Parkinson beragam jenisnya, seperti tremor di tangan atau kaki, gerakan lambat, jalan goyah postur tubuh bungkuk, kram dan kejang otot serta tulisan tangan cenderung lebih kecil.
2. Gejala non motorik
Gejala ini terjadi karena kondisi mempengaruhi sistem saraf simpatik yang memiliki tanggung jawab untuk banyak fungsi seperti pencernaan detak jantung dan tekanan darah.
Baca Juga: Sejuta Manfaat dari Bunga Tasbih Atasi Berbagai Macam Penyakit
Gejala penyakit Parkinson seperti kehilangan bau, tekanan darah rendah, depresi, halusinasi, delusi perubahan berat badan, sindrom kaki gelisah.
Penyebab penyakit Parkinson adalah perubahan yang tidak biasa di otak meskipun alasan di balik perubahan ini belum sepenuhnya jelas.
Berikut adalah faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit Parkinson
1. Usia: merupakan faktor yang paling signifikan karena banyak orang yang mengalami ini setelah usia 60 tahun.
2. Riwayat keluarga: memiliki riwayat keluarga yang juga pengidap penyakit Parkinson dapat memperbesar kemungkinan anda untuk mengidapnya juga.
Baca Juga: Mythomania Penyakit Suka Bohong yang Harus Diketahui Orangtua
3. Jenis kelami: laki laki mengidap penyakit Parkinson 50% lebih banyak dari perempuan.
4. Paparan pestisida dan racun.
5. Cedera kepala : mengalami cedera di kepala dapat menyebabkan tingkat dopamin yang lebih rendah***