Upaya Penanggulangan DBD: Pengiriman 60Ribu Telur Nyamuk Wolbachia oleh Kemenkes ke Ujung Berung, Kota Bandung

24 November 2023, 17:09 WIB
Upaya Penanggulangan DBD: Pengiriman 60Ribu Telur Nyamuk Wolbachia oleh Kemenkes ke Ujung Berung, Kota Bandung /Brave/Fitoshop tofs / pixabay

KILAS KLATEN - Sebanyak 60 ribu telur nyamuk Aedes aegypti Wolbachia dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan untuk dikembangbiakkan di Kota Bandung, yang termasuk dalam program penyebaran nyamuk Wolbachia.

Kelurahan Pasanggrahan, di Daerah Kecamatan Ujungberung, dipilih sebagai lokasi pengembangbiakan nyamuk yang diyakini dapat membantu menekan kasus demam berdarah.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengatakan pihaknya telah menitipkan telur untuk menetas.

"Kita menitipkan telur untuk menetas, jadi kalau ember yang dititipkan di kelurahan ada 308 ember, satu ember itu bisa berisi 200 sampai 250 telur nyamuk Aedes Aegypti yang ber-Wolbachia," Ujarnya.

Baca Juga: Ribuan Nyamuk Wolbachia Disebar di 5 Kota, Ternyata Ini Tujuannya!

Meskipun demikian, Ira mengakui belum dapat memastikan jumlah telur nyamuk yang akan menetas. Namun, ia berharap agar proses penetasan telur nyamuk Wolbachia dapat mencapai tingkat keseluruhan.

"Tapi kita belum tahu ya, kan belum ada evaluasi dari banyak sih telur itu yang berhasil menetas. Karena sekarang masih di asistensi juga sama Lab Vektor dari Salatiga. Jadi harapannya menetas semua, tapi tergantung tempat penyimpanan, cuaca, jadi enggak selalu pasti yang menetas dari tiap ember itu jumlahnya berapa," Ujarnya menambahkan.

Kota Bandung dipilih sebagai salah satu wilayah penyebaran nyamuk Wolbachia karena selama tiga tahun berturut-turut, kota ini menduduki peringkat pertama dalam kasus demam berdarah.

"Jadi kalau kita lihat data kasus yang demam berdarah yang ada di Kemenkes, itu memang dari tahun 2021, 2022, 2023, Kota Bandung emang menempati urutan pertama kasus DBD yang paling banyak tiga tahun berturut-turut," Ujarnya.

Baca Juga: Dinkes Bantul Sebut Kasus DBD Turun Drastis Akibat Sebaran Nyamuk Wolbachia

Ira menjelaskan bahwa diperlukan waktu 1-2 tahun setelah dilepasliarkan untuk melihat dampak penghambatan kasus DBD.

"Ini baru berdampak setahun atau dua tahun, setelah pertama kali dilepasliarkan. Karena kita tuh kalau berdasar teorinya akan melepaskan ember berisi telur nyamuk Wolbachia, selama enam bulan. Setiap bulannya diharapkan sudah menetas, terus di ganti telur yang baru. Kalau sudah enam bulan pelepasliarkan diharapkan proporsi nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia yang ada di Kota Bandung bisa mencapai 60 persen, di alam, di lingkungan. Sisanya akan dijalani secara alamiah dengan perkawinan antar nyamuk di alam gitu. Dan itu baru berdampak setahun atau dua tahun setelah pertama kali nyamuk dilepasliarkan," Ujarnya menambahkan. ***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Tags

Terkini

Terpopuler