Para ilmuwan mengusulkan beberapa kemungkinan pemicu dari kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan oleh virus hingga sistem kekebalan yang salah sasaran dan kantong virus yang bersembunyi di dalam tubuh.
Dr. Claire Steves, seorang dosen klinis senior di King's College London, menyambut baik pekerjaan itu, tetapi ia mengatakan bahwa penting untuk mereplikasi temuan pada lebih banyak pasien.
Baca Juga: 9 Cara Ampuh Diet Tanpa Olahraga, Cocok Buat Kamu yang Sibuk Atau Mager
Dengan kasus yang masih tinggi, tambahnya, lebih banyak orang yang berisiko mengalami gejala jangka panjang.
“Kami sangat perlu meningkatkan penelitian tentang bagaimana mencegah hal ini terjadi,” katanya.
Dr. David Strain, seorang dosen klinis senior di sekolah kedokteran Universitas Exeter dan Ketua Asosiasi Medis Inggris pada long Covid, mengatakan penelitian ini merupakan langkah menuju pemahaman yang lebih baik tentang long Covid.
Tanda antibodi yang diidentifikasi oleh para peneliti Swiss mirip dengan yang terlihat pada myalgic encephalomyelitis, atau ME, katanya, suatu kondisi yang mempengaruhi seperempat juta orang di seluruh Inggris.
“Perbandingan lebih lanjut antara penyakit-penyakit ini memungkinkan saling menguntungkan dan penyerbukan silang gagasan karena pembelajaran dari masing-masing menguntungkan yang lain,” pungkasnya.***