Stress saat Usia Remaja, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

- 25 November 2022, 14:00 WIB
Stress Saat Usia Remaja, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan?
Stress Saat Usia Remaja, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan? /david garriso/pexels
KILAS KLATEN - Pada umumnya aktivitas seorang remaja adalah hanya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk sekolah dan bermain dengan teman. 
 
Oleh karena itu masa remaja identik dengan segala hal yang menyenangkan. Sebab, setiap remaja tidak perlu memikirkan tagihan, pekerjaan, dan sebagainya. 
 
Saat memasuki usia remaja merupakan transisi dari masa awal kanak-kanak menuju dewasa awal. 
 
Banyak masa remaja menjadi waktu yang sulit karena pengaruh dari berbagai hal. 
 
Salah satunya, remaja masih memiliki emosional yang belum matang, sehingga mereka cenderung memberontak terhadap segala hal yang tidak disukai dan mengalami gejolak emosi.
 
 
Berbagai hal yang sering membuat remaja mengalami stres dan depresi adalah masalah kehidupan sosial, seperti hubungan keluarga, percintaan, pertemanan, hingga persoalan akademis di sekolah. 
 
Tekanan-tekanan tersebut bisa menjadi penyebab stres pada remaja dalam tingkat ringan, namun jika dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan depresi. 
 
Dampak stress dan depresi pada remaja, antara lain : 
1. Merasa lelah
2. Mengalami kesulitan tidur
3. Sakit kepala
4. Makan yang berlebih
5. Nyeri dan sakit pada bagian leher dan bahu
6. Sakit perut
7. Perasaan sedih, cemas, dan khawatir
8. Menjadi mudah marah
9. Mudah kehilangan kesabaran
10. Sulit konsentrasi saat pelajaran sekolah
 
 
Meski sudah beranjak dewasa dan bukan kanak-kanak lagi, tetap saja remaja memerlukan perhatian dari orangtua, apalagi saat mengalami stres dan depresi. 
 
Nah, langkah-langkah berikut ini bisa dilakukan orangtua untuk membantu remaja yang sedang stres dan depresi.
 
1. Pelajari tentang stres dan depresi
Orangtua dapat membantu mengatasi depresi pada anak yang berusia remaja, apabila mengetahui tentang stres dan depresi itu sendiri. 
 
Terlebih dulu, pelajari tentang apa itu stress, depresi, tanda atau gejala, pengobatan, perawatan yang diperlukan anak yang mengalami kesulitan tersebut.
 
2. Perhatikan tanda dan peringatan yang muncul
Setelah tahu tentang seluk beluk stres dan depresi, selanjutnya pelajari tentang gejala yang muncul pada anak. 
 
 
Sebagai orangtua, Anda harus lebih peka terhadap apa yang ditunjukkan oleh anak kepada Anda, berupa perasaan dan perilakunya. 
 
Apabila tanda depresi atau stres yang berlebih dapat diketahui lebih awal, maka akan mengurangi risiko yang lebih buruk.
 
3. Komunikasi dengan anak
Ketika Anda menyadari adanya perubahan perilaku dan perasaan anak yang menunjukkan gejala depresi, sebaiknya ajaklah berkomunikasi sebentar untuk mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan. 
 
Langkah ini bisa membantu anak bahwa ditengah masa ini, ia tidak sendirian menghadapinya.
 
4. Bantu anak menghadapi masa-masa sulit
Ketika anak mengalami depresi, maka tidak dipungkiri jika gejala-gejalanya mengganggu aktivitas sehari-hari. 
 
 
Sebagai orangtua, penting peran Anda untuk membantu sang anak melewati masa-masa sulitnya. 
 
Salah satu caranya dengan membantu anak berperilaku hidup sehat.
 
5. Mengikuti pengobatan dan perawatan dengan teratur
Terkadang, peran orangtua tidak cukup untuk membantu anak melalui masa depresinya. 
 
Nah, untuk memastikan apakah anak Anda dalam kondisi baik-baik saja, tidak ada salahnya untuk mengikuti sesi pengobatan dan perawatan dari dokter, termasuk minum obat yang dianjurkan oleh dokter.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x