Asal-usul Nama Klaten dan Sejarah Kabupaten Klaten yang Belum Banyak Diketahui

- 29 Mei 2022, 21:59 WIB
Asal-usul nama Klaten dan sejarah kabupaten Klaten belum banyak diketahui, bahkan termasuk warga Klaten sendiri.
Asal-usul nama Klaten dan sejarah kabupaten Klaten belum banyak diketahui, bahkan termasuk warga Klaten sendiri. /klatenkab.go.id

KILAS KLATEN – Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Asal-usul nama Klaten dan sejarah kabupaten Klaten belum banyak diketahui, bahkan termasuk warga Klaten sendiri.

Dikutip dari buku “Profil Budaya dan Bahasa Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah” yang diterbitkan oleh Pusdatin Kemendikbud, sejarah Klaten sebenarnya sudah tersebar diberbagai catatan arsip-arsip kolonial dan berbagai manuskrip Jawa.

Misalnya saja, dalam Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag.

Selain itu, sejarah Klaten juga  bisa ditelusuri dari keberadaan Candi-candi Hindu dan Budha yang ada di Kabupaten Klaten, serta asal muasal desa-desa kuno seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, Mirah-mirah maupun Upit. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Masehi oleh Raden Rakai Kayuwangi.

Hingga kini, setidaknya ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klathen. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelathi atau buah bibir. Kata kelathi inilah yang kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten.

Adapun versi kedua, menyebutkan bahwa nama Klaten berasal dari kata Melati (bahasa Jawa: Mlathi) yang berubah menjadi kata Klathi, sehingga untuk memudahkan ucapan kata Klathi berubah menjadi kata Klathen. Versi ke dua ini atas dasar orang tua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Dalam Serat Narpawada, 1919:1921, dijelaskan bahwa Melati sendiri konon adalah nama seorang kyai abdi dalem Kraton Mataram yang datang di suatu tempat ketika daerah ini masih berupa hutan belantara. Abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton.

Dikisahkan, guna memenuhi kebutuhan bunga Melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, yaitu istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Pulisi Klaten, yang kemudian dipindah tugaskan istana menjadi Wakil Patih Pringgalaya di Surakarta.

Uniknya, tidak ditemukan sumber sejarah tentang akhir riwayat dari Kyai dan Nyai Melati ini. Bahkan, silsilah Kyai dan Nyai Melati juga tidak diketahui hingga saat ini. Catatan sejarah hanya mengungkap bahwa nama lengkap Kyai Melati adlaah Kyai Melati Sekolekan.

Dukuh tempat tinggal Kyai Melati tersebutlah yang oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan.

Halaman:

Editor: Masruro

Sumber: klatenkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x