KILAS KLATEN - Putri Candrawathi telah usai menjalani pemeriksaan dengan alat uji kebohongan atau Lie Detector. Namun yang menjadi pertanyaan, Polri enggen untuk mengungkapkan hasilnya ke Publik.
Menanggapi hal tersebut, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi menjelaskan bahwa hasil uji kebohongan yang telah dilakukan terhadap Putri Candrawathi tidak dirilis dipublik dikarenakan akan menimbulkan analisis liar di tengah masyarakat.
“Saya melihat justru analisis liar dari media dan pengamat yang tidak paham teknis pascapelaksaaan uji poligraf,” kata Andi di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, semua fakta yang ia peroleh akan akan diungkapkan dalam persidangan.
Sehingga pihak kepolisian memilih tidak mengungkap hasil pemeriksaan uji kebohongan Putri Candrawathi.
“Toh juga semua fakta akan diungkap di pengadilan,” kata Andi yang juga Ketua Tim Penyidik Tim Khusus bentukan Kapolri, dikutip KilasKlaten.com dari Antara, Jumat, 9 September 2022.
Baca Juga: Semakin Rumit, Komnas HAM Menduga Kuat Ada Pelecehan Terhadap Putri Candrawathi
Penyidik Bareskrim polri telah menggelar pemeriksaan uji kebohongan menggunakan alat lie detector terhadap para tersangka serta Susi slaku ART dalam pembunuhan berencana Brigadir J.
Bharada E menjadi tersangka pertama yang melakukan uji kebohongan sebelum keempat tersangkalainnya.
Pada pemeriksaan uji kebohongan Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf, Andi merilis hasilnya kepada publik dengan hasil “no deception indicated atau keterangan yang disampaikan kepada penyidik jujur.
Namun berbeda dengan Putri Candrawathi dan Susi dimana pihak kepolisian tak mengugkap hasil uji kebohongan ke publik.
Sebab menurut dia ada standarisasi dan aturan yang melekat dalam pelaksanaan uji kebohongan, salah satunya adalah untuk penegakan hukum yang hanya disampaikan kepada penyidik.
Baca Juga: Buntut Panjang Kasus Pembunuhan Brigadir J, Chuck Putranto Diberhentikan Tidak dengan Hormat dari Polri
Pihak kepolisian pun memahami rasa ingin tahu publik terhadap pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J tersebut.
“Tidak akan ada kepuasan publik, apalagi analisis liar berkembang terkait pelaksanaan uji poligraf,” ucap Andi.***