Covid-19 Varian XBB Paling Ditakuti, Benarkah?

- 23 Oktober 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi Virus Covid-19 Varian XBB Paling Ditakuti, Benarkah?
Ilustrasi Virus Covid-19 Varian XBB Paling Ditakuti, Benarkah? /Pixabay/ MintBlack4u./
 
KILAS KLATEN - Virus Corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19 mulai muncul di Indonesia sejak tahun 2019 dan sampai saat ini belum juga musnah kini malah muncul jenis varian baru.
 
Sejak kemunculannya, virus ini telah melahirkan beberapa varian seperti Omicron XE, Centaurus dan yang sekarang sedang ditakuti yakni varian Covid-19 baru 'XBB'.
 
Lantas benarkan Covid-19 varian XBB lebih menyeramkan dibanding jenis sebelumnya?
 
Ahli penyakit menular UC Berkeley, John Swartzberg, mengatakan kepada San Francisco Chronicle minggu ini bahwa kabar yang menyebut Covid-19 varian XBB adalah menyeramkan dapat dipastikan tidak benar.
 
Meskipun demikian, Subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia danmasyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.
 
 
Varian XBB telah menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
 
“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2” Ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril.
 
Syahril mengungkapkan, sebanyak 24 negara sudah melaporkan temuan Omicron varian XBB, termasuk Indonesia, sejak pertama kali ditemukan. 
 
Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
 
“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” jelas Syahril.
 
 
Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. 
 
Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.
 
Jubir Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. 
 
Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. 
 
Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. 
 
Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
 
Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19.
 
 
Selain itu juga menyegerakan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19.
 
“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” terang Jubir Syahril.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x