Tahun 2024 Indonesia Targetkan 4000 Restoran Hadir Di Luar Negeri

- 10 November 2022, 11:04 WIB
Tahun 2024 Indonesia Targetkan 4000 Restoran Hadir Di Luar Negeri
Tahun 2024 Indonesia Targetkan 4000 Restoran Hadir Di Luar Negeri /pexels/suhairy
KILAS KLATEN - Pada tahun 2024 Indonesia menargetkan 4000 restoran hadir di luar negeri.
 
Demikian yang disampaikan Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) Yuana Rochma Astuti.
 
Yuana menyampaikan akan mengenalkan program pemerintah bernama 'Indonesia Spice Up the World' dengan target hingga tahun 2024 hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan memperkenalkan kuliner Nusantara seperti rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado.
 
"Tahun ini terjadi perubahan paradigma dalam strategi pengembangan pariwisata yang diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan," Kata Yuana, saat ditemui dalam konferensi akbar eksportir Indonesia bertajuk “The X Lite” pada hari Kamis, 3 November 2022 yang lalu, di Palembang, Sumatera Selatan.
 
 
"Strategi pertama adalah “From City to Countryside” yang fokus pada destinasi yang mempromosikan aktivitas outdoor dan berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat menyelesaikan isu over tourism capacity," ujarnya.
 
Ia juga menambahkan strategi yang kedua yaitu, “Tweak Tourism Policies” yang mengedepankan destinasi yang beragam guna mengurangi kepadatan di suatu destinasi.
 
Ketiga, “Switching to Digital Economy”, yaitu pelayanan pariwisata dengan beralih ke digital ekonomi.
 
Terakhir strategi keempat yaitu, “Inclusive Growth” yang menargetkan investasi untuk mengatur pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkesinambungan.
 
 
Berdasarkan UU No.24 Tahun 2019, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan sektor perekonomian yang memiliki nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
 
Ekraf mencakup 17 subsektor di antaranya kuliner, kriya, dan fesyen yang menempati posisi paling atas. Sedangkan yang potensial dioptimalkan adalah game, animasi, dan aplikasi.
 
“Kalau bicara tentang kontribusi ekraf kita terhadap PDB nasional, kita cukup berbangga hati karena kontribusinya sudah mencapai 7,5 persen. Ekraf Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan," Lanjut Yuana.
 
Untuk ekspor ekraf yang paling tinggi dari produk fesyen yang pada triwulan I 2022 menyumbang sebesar 56,53 persen dari total ekspor ekraf, diikuti produk kriya dan kuliner.
 
Negara tujuan ekspor ekraf terbesar adalah Amerika Serikat dengan 3,13 miliar dolar AS, Swiss dengan 1,09 miliar dolar AS, dan Singapura dengan 0,38 miliar dolar AS.
 
 
"Kita juga mempunyai komoditas unggulan untuk rempah seperti lada, pala, cengkeh, dan lainnya dengan potensi ekspor yang sangat besar. Ditargetkan nilai ekspor bumbu dan rempah dapat ditingkatkan sebesar 2 miliar dolar AS dengan negara tujuan seperti Afrika, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat," kata dia.
 
“The X Lite” merupakan bagian dari The X Event yang diselenggarakan komunitas Bisa Ekspor. “The X Lite” inisiasi baru dari Bisa Ekspor, sebuah jejaring antar-eksportir, yang bervisi meningkatkan ekspor Indonesia dan mencetak 1.000.000 eksportir," tutupnya.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x