KTT G20, Recover Together, Recover Stronger, Saatnya Indonesia Menjadi Presidensi

- 13 November 2022, 15:40 WIB
KTT G20, Recover Together, Recover Stronger, Saatnya Indonesia Menjadi Presidensi
KTT G20, Recover Together, Recover Stronger, Saatnya Indonesia Menjadi Presidensi //Dok.G20
KILAS KLATEN - Dengan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia menjadi Presidensi pada penyelenggaraan KTT G20 ini yang akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022. 
 
Salah satunya adalah pertemuan untuk pertama kalinya antara Xi Jinping dengan Biden setelah Biden duduk menjadi Presiden sejak tahun 2021 lalu. 
 
Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengonfirmasi ketidakhadirannya pada KTT di Bali nanti, namun, hal tersebut sangatlah wajar karena akan sangat riskan bila seorang kepala negara meninggalkan wilayah negaranya ketika negaranya sedang berkonflik, perang.
 
Negara yang termasuk dalam KTT G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
 
 
G20 merupakan kelompok negara yang terdiri dari 19 negara dan satu organisasi antarpemerintah dengan perekonomian terbesar di dunia. 
 
Kelompok ini setidaknya mempresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
 
Bila merujuk kepada Indonesia, pada akhir tahun 2021 sendiri, Bank Dunia mencatat Indonesia memiliki PDB sebesar US$ 1,186 triliun. 
 
Hal tersebut cukup baik pada tataran ekonomi negara di dunia,  terutama ketika itu dunia sedang dihantui pandemi COVID-19.
 
 
Bahkan saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 berhasil menjadi yang nomor 2 bila dibandingkan anggota negara G20 lain, serta dapat mengalahkan China dan Amerika Serikat (AS), setelah tumbuh sebesar 5,72%. 
 
Pertumbuhan ini memperlihatkan optimisme pemerintah dan kekuatan ekonomi Indonesia terlebih bila dibandingkan beberapa negara lain didunia yang terancam resesi akibat dampak dari pandemi COVID-19.
 
Awal mula G 20 berdiri pada tahun 1999. Lalu G20 lahir sebagai respons atas krisis ekonomi dunia pada tahun 1997-1998. 
 
Tujuannya adalah memastikan dunia keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkesinambungan.
 
 
Tujuan awal dibentuknya kelompok ini adalah menguatkan kerja sama terkait ekonomi. 
 
Namun, lambat laun dikarenakan lingkungan strategis dunia yang semakin dinamis maka seakan isu geopolitik juga masuk ke dalamnya. 
 
Apalagi bila melihat bagaimana aspek ekonomi dapat mempengaruhi aspek lainnya, dan saling berkesinambungan antara satu aspek dengan lainnya.
 
Merujuk kepada situs milik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, terdapat tiga isu prioritas yang akan dibahas pada KTT G20 di Bali.
 
 
Isu pertama adalah penguatan arsitektur kesehatan global, dimana isu ini diangkat dari dari optimisme Indonesia untuk mengajak negara-negara bangkit dan lepas dari ancaman Pandemi COVID-19 yang sejak tahun 2020 mengganggu perekonomian global.
 
Isu kedua adalah transformasi digital, dimana isu ini menjadi salah satu solusi untuk menggerakkan perekonomian modern saat ini, terutama ketika pandemi terjadi.
 
Terakhir adalah transisi energi, dimana isu ini menjadi optimisme dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menangani perubahan iklim dunia.
 
Isu terakhir diharapkan dapat mewujudkan transisi energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas serta keterjangkauan.
 
Namun, di luar isu tersebut kemungkinan besar pada KTT G20 yang berlangsung di Bali juga akan menyinggung terkait isu permasalahan keamanan tradisional, konflik antara Rusia dan Ukraina.
 
 
Pembahasan pada KTT tentu akan menyikapi kebijakan negara-negara G20 terkait peristiwa tersebut. 
 
Isu tambahan ini kemungkinan besar akan diangkat, karena beberapa kali telah disinggung oleh beberapa anggota G20 dan juga sebelumnya telah dibahas pada pertemuan antara menteri keuangan serta gubernur bank sentral G20 sebelum puncak pertemuan KTT dimulai.
 
Ini tentu akan menjadikan Bali sebagai salah satu KTT terpanas pada era modern, dan Indonesia disini sebagai presidensi memiliki kesempatan untuk memainkan peran strategis sebagai the middle power.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x