Game Base Learning Dongkrak Minat Siswa Belajar Agama

- 2 Juni 2022, 20:13 WIB
Masruro, S.Pd.I
Masruro, S.Pd.I /Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 1 Prambanan/

Oleh: MASRURO, S.Pd.I

KILAS KLATEN – Sejumlah penelitian mengungkapkan, bahwa sebagian besar guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di sekolah masih menjadikan ceramah sebagai satu-satunya metode dalam pembelajaran. Alhasil, pembelajaran agama di sekolah pun terasa membosankan, sehingga para siswa pun menjadi kurang minat terhadap pelajaran agama.

Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para guru agama di sekolah. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat ini, guru seharusnya tidak hanya mengandalkan ceramah sebagai satu-satunya metode pembelajaran yang diterapkan di kelas. Pasalnya, metode ini bersifat monolog non partisipatif sehingga kurang efektif. Terlebih, bagi para siswa yang masuk dalam kategori Generasi Z.

Seperti diketahui, Generasi Z saat ini umumnya menyukai sesuatu hal yang kreatif, praktis dan menyenangkan dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika belajar. Seiring dengan perkembangan zaman yang serba digital, sudah seharusnya seorang guru pun dituntut untuk terus beradaptasi dengan tren pembelajaran yang kreatif dan modern agar selalu relevan dengan karakteristik peserta didik dan bisa efektif.

Salah satu model pembelajaran yang cukup efektif mendongkrak minat siswa adalah metode Game Based Learning (GBL). Menurut Torrente dalam Pratiwi dan Musfiroh (2014), Game Based Learning adalah penggunaan game dengan tujuan yang serius, yaitu tujuan pendidikan sebagai alat yang mendukung proses pembelajaran secara siginifikan.

GBL sendiri dianggap cocok untuk diterapkan pada pembelajaran siswa generasi saat ini karena beberapa faktor, di antaranya: adanya kompetisi dan kerjasama tim, menciptakan lingkungan belajar yang asyik dan menyenangkan, serta adanya umpan balik yang cepat sehingga membuat siswa bisa mencari alternatif lain dalam memecahkan masalah.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Papastergiou (2009) dan Kazigmolu dkk (2012) menunjukkan hasil bahwa GBL mampu mendongkrak minat dan motivasi siswa dalam belajar. Charles dkk (2012) menambahkan, bahwa lingkungan pembelajaran berbasis permainan dapat menginspirasi siswa dan memberikan para siswa kesempatan belajar yang besar untuk meningkatkan pembelajaran mereka secara menyenangkan.

Model pembelajaran GBL ini bisa diterapkan pada berbagai macam jenis mata pelajaran, termasuk pelajaran Pendidikan Agama dan Budi pekerti. Penerapannya bisa dilakukan secara konvensional tanpa menggunakan gadget ataupun berbasis digital game menggunakan perangkat desktop maupun mobile.

Adapun langkah pertama penerapan model pembelajaran berbasis game, adalah memilih game sesuai topik. Misalnya saja, untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA di SMAN 1 Prambanan kelas XI pada Kompetensi Dasar 4.2.2, yaitu Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan fasih dan lancar, guru bisa membuat game digital Unjumble atau susun kata melalui aplikasi pembuat game berbasis website.

Setelah memilih dan membuat game, langkah selanjutnya adalah menjelaskan konsep dari topik pembelajaran yang akan disampaikan dan menjelaskan aturan permainan. Selanjutnya, siswa tinggal bermain game secara individu maupun kelompok sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Halaman:

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x