Jangan Malas Ikut Pesantren Kilat di Bulan Ramadhan, Pahami Manfaatnya!

- 6 April 2023, 16:51 WIB
Jangan Malas Ikut Pesantren Kilat di Bulan Ramadhan, Pahami Manfaatnya!
Jangan Malas Ikut Pesantren Kilat di Bulan Ramadhan, Pahami Manfaatnya! /PEXELS/ Pok Rie

KILAS KLATEN - Entah sejak kapan sebagian masyarakat di dunia Islam memiliki pandangan tentang pembagian (klasifikasi) ilmu.

Sebagian dari mereka membagi ilmu menjadi ilmu agama dan ilmu umum.

Padahal jika kita merujuk Imam al-Gazali, beliau hanya membagi ilmu berdasarkan hukum mempelajarinya saja.

Ada ilmu yang wajib diketahui tiap individu (fardhu ‘ain) dan ilmu yang cukup diketahui oleh sebagian umat Islam saja (fardhu kifayah).

Dalam dunia akademik kampus, ilmu dibagi menjadi ilmu sosial-humaniora dan rumpun sains dan teknologi.

Ilmu sosial di dunia kampus dimaksudkan sebagai sebuah  disiplin ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial dan aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungannya, serta mempelajari budaya dan manusia (humanisme).

Dalam konteks kampus, ilmu-ilmu agama masuk ke dalam rumpun ilmu sosial-humaniora.

Sementara di dunia pesantren secara umum, ilmu yang dipelajari adalah ilmu-ilmu keagamaan semata.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Padusan, Tradisi Unik Masyarakat Jawa Sebelum Bulan Suci Ramadhan, Manfaat atau Mudharat?

Ilmu sosial-humaniora masih cukup jarang pesantren yang memasukkannya sebagai bagian dari kurikulum pelajaran di pesantren.

Padahal, ilmu sosial-humaniora memiliki manfaat sebagai ilmu bantu untuk melengkapi pemahaman santri atas teks-teks keagamaan yang dipelajarinya.

Suatu ketika Nabi Muhammad saw ditanya oleh Abu Dzar, "Wahai Rasulullah saw. amalan apa yang paling utama (bagiku)?"

Nabi menjawab, "Beriman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya."

Di lain kesempatan sahabat Abdullah bin Mas'ud menanyakan hal yang serupa. Lalu Nabi menjawab Abdullah bin Mas'ud, "Shalat di awal waktu".

Ia menyusul dengan pertanyaan lanjutan, "Lalu amalan apa lagi yang utama bagiku?"

Nabi menjawab, "Berbuat baik kepada kedua orang tua," lalu apa lagi Nabi?

Nabi menjawab, "Jihad di jalan Allah." Dua hadits tersebut sama-sama berstatus sahih.

Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari dan hadits kedua tercatat dalam kitab Shahih Muslim.

Pertanyaannya, mengapa dengan pertanyaan yang sama tentang amalan yang utama, jawaban Nabi Muhammad saw bisa berbeda-beda?

Dari hadits-hadits seperti ini dan sejenisnya, lahirlah sebuah kaidah tafsir (dan juga ushul fiqih): al-ibrah bi khusus al-sabab la bi umum al-lafdhi (yang dipertimbangkan/dilihat dalam teks adalah sebab khusus, bukan keumuman sebuah lafaz).

Kebalikan dari kaidah tersebut adalah al-ibrah bi umum al-lafdhi la bi khusus al-sabab (yang dipertimbangkan adalah keumuman lafaz bukan sebab khusus atas muncul atau turunnya teks).

Lalu bagaimana cara mengompromikan dua hadits berupa jawaban Nabi tersebut yang tampak bertentangan?

Sebagian ulama mengatakan bahwa perbedaan jawaban yang diberikan oleh Nabi atas pertanyaan yang sama ini disebabkan oleh kebutuhan para penanya.

Nabi melihat pada bagaimana kondisi yang memungkinkan bagi penanyanya untuk melakukan amalan yang utama.

Dengan cara memahami kondisi sosial-historis serta psikis-psikologis penanya, dua teks hadits di atas yang terlihat bertentangan di atas dapat dikompromikan.

Penelusuran setting-historis ini pada dasarnya selaras dengan kaidah al-ibrah bi khusus al-sabab la bi umum al-lafdhi.

Baca Juga: Manfaat Pesantren Ramadhan, Salah Satunya Ajarkan Pola Hidup Sederhana

Manfaat Pesantren Kilat di Bulan Ramadhan

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa di peroleh ketika mengikuti pesantren kilat, antara lain :

1. Mendapatkan Ilmu Keagamaan yang Lebih Mendalam

Selama mengikuti pesantren kilat, para peserta akan diberikan pelajaran dan pemahaman mengenai keislaman secara lebih mendalam.

Biasanya, materi-materi yang diberikan saat pesantren kilat seperti membaca Al-Qur'an, praktik wudhu, shalat, tayamum, adzan, menghafal surat-surat pendek, dan ayat-ayat pilihan, doa-doa, mendengarkan ceramah, dan berdiskusi tentang keislaman.

2. Mempererat Silaturahmi Dengan Teman
 
Dengan mengikuti kegiatan ini kamu juga bisa bertemu dan belajar bersama dengan teman-teman sekolah.

Seperti berkenalan dengan kakak-kakak kelas, atau peserta lain disekolah.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga akan menemukan hal-hal baru dari kegiatan ini.

3. Menanamkan kemandirian

Sekarang ini, beberapa penyelenggara pesantren kilat biasanya menyisipkan materi-materi umum seperti psikologi, outbound, hingga kegiatan sosial.

Dengan sedekah di bulan ramadhan ini akan tercipta jiwa sosial dengan cara menisihkan sedikit uang belanja untuk diberikan ke orang lain yang lebih membutuhkan.

4. Semakin Fasih membaca Al-Qur'an

Saat pesantren kilat, para peserta biasanya diwajibkan untuk membaca Al-Qur'an.
Tentu saja kegiatan ini bertujuan agar para peserta bisa fasih membaca Al-Qur'an, menghilangkan rasa malu membaca Al Qur'an, membiasakan diri membaca Al Qur'an.

Selain membaca, siswa juga diminta untuk hafalan setiap harinya melalui guru pembmbing.

5. Mendapatkan Penilaian Tersendiri Dari Guru

Sebagai bukti bahwa kamu telah mengikuti kegiatan keagamaan ini, biasanya pihak penyelenggara akan memberikan penialaian khusus.

Bagi para pelajar, penilaian ini sangat penting karena bisa menjadi bukti bahwa kamu telah mengikuti kegiatan keagamaan di luar sekolah.

Tidak hanya itu, penilaian ini juga biasanya menjadi nilai tambah untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x