Adapun upacara tradisi dugderan ini terdapat ikon berupa “warak ngendhog” yakni berwujud hewan berkaki empat (kambing) dengan kepala mirip naga.
Ikon warak ngendhog tersebut memperlihatkan bahwa terdapat perpaduan berbagai kultur, di antaranya Arab, Islam, Jawa, dan Tionghoa.
Keberadaan warak ngendhog itu dapat memperlihatkan adanya keterkaitan yang harmonis antar-etnis, sehingga hal ini dapat membuka jalinan kontak budaya yang lebih intensif dan memungkinkan adanya proses akulturasi.
Sebagai informasi, dalam menyambut Ramadhan 1444 H/2023 M, Pemerintah Kota Semarang menggelar tradisi Dugderan yang dilaksanakan selama 2 hari yakni 20-21 Maret 2023. Adapun puncak acaranya akan dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Maret 2023.
Tradisi Dugderan yang diselenggarakan pada tahun 2023 ini, Pemkot Semarang mengambil tema "Simpul Penguatan Kemajemukan Budaya Menuju Pemulihan Ekonomi" yang memiliki arti Kebangkitan perekonomian masyarakat Kota Semarang setelah pandemi COVID berakhir.
Tradisi dugderan pada tahun 2023 ini akan diikuti oleh pasukan Prajurit bergada, sarageni, KNPI, Banser, Muhammadiyah, remaja masjid, DMI, Semawis, Sobokarti, Pesantren, Panji Nusantara, Permadani, Tosan Aji dan Ngesti Pandowo.
Tradisi atau karnaval Dugderan ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Maret 2023 dan puncaknya yakni hari ini pada Selasa, 21 Maret 2023.***