Generasi Muda Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan Guna Memutus Rantai “Sandwich Generation”

- 15 Desember 2022, 21:50 WIB
Generasi Muda Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan Guna Memutus Rantai “Sandwich Generation”
Generasi Muda Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan Guna Memutus Rantai “Sandwich Generation” /pexels/karolina grabowska/

KILAS KLATEN - Generasi muda perlu memperdalam kembali literasi keuangannya guna memperbaikan kondisi finansial, hal ini juga bisa menjadi resolusi yang dilakukan di tahun baru.

Melansir dari Antara Perencana Keuangan, Ligwina Hananto mengatakan bahwa anak muda harus dibekali dan memperdalam literasi keuangan guna memutus rantai sandwich generation.

Sandwich generation adalah kondisi anak muda dalam suatu generasi yang bisa dikatakan ia menanggung ke atas dan kebawah untuk urusan (ekonomi dan finansial) keuangan keluarga.

Istilah ini sempet booming beberapa waktu lalu, sehingga antitesanya melahirkan istilah-istilah keuangan baru seperti financial freedom, privilege, passive income, investasi online, cuan, dan sebagainya.

Baca Juga: OJK : Pertama Kalinya Indeks Literasi Keuangan Perempuan Lebih Tinggi 1,28 Persen Daripada Laki-laki

“Isu sekarang kan sandwich generation, investasi bodong, pinjaman online. Itu semua terjadi karena engga sadar resiko. Kita harus mikir nanti gimana, bukan gimana nanti,” kata Perencana Keuangan Ligwina Hananto

Ligwina juga berpendapat bahwa generasi muda sekarang kebanyakan masih lemah dalam mengelola keuangan mereka.

Banyak anak muda yang masih memikirkan dan mementingkan untuk liburan atau healing, denga berbagai macam kurun waktu.

Ada yang mempunyai perencanaan liburan jangka waktu pendek, menengah dan juga jangka waktu panjang.

Baca Juga: Butuh Modal? Berikut Akses Pembiayaan UMKM yang Disaranakan Otoritas Jasa Keuangan RI

Selain itu juga rendahnya pemahaman dan literasi terkait investasi dan resiko dalam layanan pinjaman keuangan memperparah kondisi keuangan yang berdampak pada jangka waktu terdekat.

Selai itu juga karena gaya hidup yang hype, maraknya konten-konten flexing yang bertebaran di media sosial juga memperkeruh psikis anak muda hingga secara brutal menggunakan uang dan tabungan.

Seperti yang dikatakan oleh Ferry Irwandi bahwa konten-konten flexing membangun satu sudut pandang baru dimana banyak orang berpura-pura kaya demi mendapatkan konfirmasi atau validasi dari orang lain.

Tentunya kesadaran dan pengetahuan dalam mengelola keuangan akan berpengaruh besar terhadap kehidupan yang meliputi banyak aspek.

Baca Juga: Tips Praktis Cara Mengelola Keuangan di Masa Resesi Langsung dari Pakarnya

Aspek kesehatan, psikis, lingkungan pertemanan, lingkungan hidup, semangat hidup hingga cita-cita.

Ligwini juga menegaskan agar terus menerus menebarkan kampanye tentang kesadaran dalam keuangan agar nantinya ada budaya dan trend baru yang akhirnya menjadi kebiasaan oleh masyarakat.

Masyarakat umum khususnya pada generasi muda bisa memperdalam literasi keuangannya dengan banyak membaca atau mendengarkan konten-konten dari pakar di berbagai media sosial.

Tidak hanya sampai situ saja, pastikan anda mencari dan memperdalam literasi keuangan dari orang yang bijaksana, tidak melulu soal duit tetapi juga mencari tahu dari aspek logis, resiko, dan pengalamannya.

Baca Juga: Generasi Milenial Tak Tutup Mata Soal Keuangan

“Orang yang punya literasi akan lebih baik, dia cenderung memikirkan sebelum mengambil keputusan financial sehingga kecenderungan mendapatkan resiko yang fatal sedikit sekali,”, kata Ligwina.***

Editor: Masruro

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah