Kenali Tanda-tanda Pasangan Berpotensi Lakukan KDRT Berikut Ini Sebelum Putuskan Menikah

- 15 Oktober 2022, 11:29 WIB
Kenali Tanda-tanda Pasangan Berpotensi Lakukan KDRT Berikut Ini Sebelum Putuskan Menikah/pexels
Kenali Tanda-tanda Pasangan Berpotensi Lakukan KDRT Berikut Ini Sebelum Putuskan Menikah/pexels /

KILAS KLATEN - Setelah digemparkan dengan kasus KDRT pasangan artis Rizky Billar dan Lesti Kejora, banyak pasangan yang kemudian mencari informasi tentang tanda-tanda pasangan yang berpotensi lakukan KDRT.

Tanda-tanda pasangan yang berpotensi lakukan KDRT sebenarnya bisa dikenali sejak jauh hari sebelum pasangan memutuskan melakukan pernikahan.

Oleh karena itu, sebelum menikah, ada baiknya jika kita jeli memahami kepribadian pasangan agar kelak tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

Dilansir Kilas Klaten dari ANTARA, psikolog klinis Anggiastri Hanantyasari Utami mengatakan ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan sejak awal sebelum menentukan pasangan hidup demi mengantisipasi KDRT.

Baca Juga: Jadi Tersangka KDRT, Rizky Billar Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

"Ketika kita mau objektif dan peka sebelum menentukan pasangan hidup ada beberapa hal yang bisa kita amati sejak dini," kata Anggiastri.

Dia menjelaskan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT adalah hal yang menjurus kepada isu kesehatan mental, bisa dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan ekonomi dengan tidak memberikan nafkah, kekerasan seksual dalam rumah tangga, maupun kekerasan secara psikologis.

Berikut adalah beberapa tanda pasangan yang berpotensi lakukan KDRT yang perlu dikenali sejak dini.

1. Seringkali merendahkan kita

Anggiastri mengungkapkan, bahwa tanda pertama pasangan yang berpotensi lakukan KDRT adaah pasangan seringkali merendahkan kita, baik secara personal maupun ketika di depan umum.

"Pertama, seringkali merendahkan kita baik secara personal maupun ketika di depan umum," ujar psikolog di LPDK Kemuning Kembar dan Omah Perden.

Baca Juga: Sejumlah Saksi Kasus KDRT Rizky Billar Terhadap Lesti Kejora Diperiksa Polisi

2. Tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik

Ciri lainnya menurut Anggiastri adalah pasangan tidak mampu mengkomunikasikan dan menyelesaikan masalah berdua dengan baik.

Bahkan pasangan cenderung menghindari atau kabur dari masalah. Kemudian, perhatikan apakah pasangan sering menggunakan kata-kata kasar saat menyampaikan keluhannya.

3. Sering memaksakan kehendak dan selalu merasa paling benar

Hal lain yang harus diwaspadai, menurut Anggiastri adalah ketika pasangan memaksakan kehendak pada pasangannya seperti mengatur apa yang seharusnya dilakukan pasangan tanpa mau mendengar kebutuhannya.

Selain itu, hati-hati juga bila pasangan merasa berkuasa dan merasa paling benar.

"Ini ditandai dengan sering menyalahkan pasangan atas sikap dan perilaku kasar yang dilakukan dilanjutkan dengan mengatakan bahwa pasangan pantas mendapatkan hal tersebut," jelas dia.

Baca Juga: 3 Cara Menjaga Kesehatan Rambut Bagi Wanita Berhijab, Muslimah Wajib Tahu

4. Bersikap buruk kepada orang tua dan orang-orang sekitar

Menurut Anggiastri , kita juga perlu mengamati juga apakah pasangan bersikap buruk kepada orang tua dan orang-orang sekitarnya.

Sebab, sikap dan perilaku seseorang mencerminkan bagaimana ia tumbuh dan berkembang dalam keluarga.

"Bagaimana mereka memperlakukan orang-orang di rumah dan sekelilingnya dapat menjadi salah satu tanda, meskipun tidak mutlak, bagaimana mereka akan memperlakukan pasangannya di kemudian hari," ujar Anggiastri.

Sementara itu, pasangan yang sudah menikah sebaiknya perlu saling belajar untuk bisa memahami satu sama lain dan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Kelola emosi dalam pernikahan agar tidak berujung kepada kekerasan dengan cara memahami kebutuhan diri, kemudian memahami kebutuhan pasangan dan saling mengkomunikasikannya dengan baik.

Baca Juga: 10 Cara Menghilangkan Rasa Ngantuk Selain dengan Minum Kopi

Ia mengatakan dengan menempatkan kepentingan bersama, secara otomatis masing-masing akan memikirkan bagaimana cara terbaik untuk memberikan kenyamanan dan memenuhi kebutuhan pasangan.

"Perlu diingat bahwa ketika menjadi pasangan suami istri, pasangan merupakan sebuah tim yang kesuksesan tim ini ada di tangan bersama," katanya.

Ketika setiap orang mengedepankan ego dan merasa paling berhak mendapatkan apa yang diinginkan, maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi bahkan konflik.***

Editor: Masruro

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x