‘All of Us Are Dead’ Bukan Hanya Sekadar Cerita tentang Zombie, Tetapi Juga Realitas Humanisme

- 7 Februari 2022, 20:26 WIB
‘All of Us Are Dead’ Bukan Hanya Sekadar Cerita Tentang Zombie, Tetapi Juga Realitas Humanisme Masyarakat
‘All of Us Are Dead’ Bukan Hanya Sekadar Cerita Tentang Zombie, Tetapi Juga Realitas Humanisme Masyarakat //Instagram @netflixkr

"Tidak seperti orang dewasa, siswa yang belum dewasa membuat keputusan yang berbeda dalam situasi yang ekstrim," tambah Lee JQ.

Lebih lanjut, Lee JQ mengatakan bahwa dalam menghadapi kematian, remaja bisa menjadi lebih radikal, tidak sabaran, atau pemarah, tetapi pada saat yang sama mereka bisa lebih bersemangat daripada orang dewasa.

On Jo (Park Ji Hoo) terus memegang tangan sahabatnya yang sudah terinfeksi virus, sementara yang lain tidak repot-repot memaksa teman yang berubah menjadi zombie.

Cheong San (Yoon Chan Young) adalah anak pintar yang pertama kali menilai situasi, mengatakan sesuatu seperti "Train to Busan" menimpa sekolahnya dan mencoba untuk memimpin korban ke tempat yang lebih aman.

Lee JQ  yang memimpin serial TV Korea Selatan terkenal, seperti roman sejarah "Damo" (2003) dan romansa "Beethoven Virus" (2008) mengatakan bahwa dia ingin menggambarkan sekolah dalam "All of Us Are Dead" sebagai semacam mikrokosmos. 

Baca Juga: Park Bo Young Ditawari Jadi Pemeran Utama di Drama Terbaru Garapan Sutradara 'All of Us Are Dead' Lee Kyu Jae

Masyarakat manusia, dengan berbagai orang berseragam sekolah, seperti pengganggu dan korban, anak kaya dan miskin, kepala sekolah laki-laki dan perempuan jahat.

“Ada pepatah yang mengatakan bahwa anak adalah cerminan orang tuanya,” ujarnya.

Lee Jae Kyu mengatakan bahwa pepatah itu bisa diperluas ke pepatah lain bahwa sekolah adalah cermin masyarakat. 

“Saya ingin menunjukkan citra paralel ini melalui siswa," tegas sang sutradara.

Halaman:

Editor: Inas Alimaturrahma

Sumber: Yonhap News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah