Toko Kue Paris Baguette Diboikot di Paris Usai Seorang Pekerja Tewas dalam Mesin

28 Oktober 2022, 21:05 WIB
Toko Kue Paris Baguette Diboikot di Paris Usai Seorang Pekerja Tewas Dalam Mesin /Dailyhive.com

KILAS KLATEN - Sekitar seminggu setelah seorang pekerja pabrik makanan terluka di tempat kerja, media Korea melaporkan bahwa seorang pekerja berusia 23 tahun tewas dalam kecelakaan tragis.

Menurut Korea Times, wanita itu meninggal pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 lalu ketika dia tertangkap di mesin pengaduk saus di pabrik, yang memproduksi makanan panggang. Jasad korban baru ditemukan keesokan harinya.

Setelah mengeluarkan tubuh korban dari mesin, sebuah situs berita online melaporkan bahwa karyawan disuruh kembali bekerja.

Baca Juga: Interpol Luncurkan Metaverse Polisi Global Pertama

Sesaat sebelum kejadian, dilaporkan bahwa tangan seorang karyawan tersangkut mesin tetapi tidak dibawa ke rumah sakit karena karyawan tersebut bukan pekerja tetap.

Korea Times menyatakan bahwa pada hari Jumat, 21 Oktober 2022, Ketua SPC Hur Young-in menundukkan kepalanya untuk meminta maaf selama konferensi pers di kantor pusat perusahaan di Seoul.

Saya sangat bertanggung jawab atas kecelakaan ini dan dengan rendah hati menerima teguran keras dan kritik dari masyarakat," kata Hur, menambahkan bahwa perusahaan seharusnya lebih memperhatikan karyawan dan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan.

Presiden SPC Hwang Jae-bok berjanji untuk menginvestasikan US$69,6 juta dalam tiga tahun ke depan untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Baca Juga: Gara-Gara Babi, China Dilanda Inflasi? Begini Faktanya

Insiden itu telah memicu kemarahan dan seruan dari para pemrotes untuk memboikot SPC Group, sebuah perusahaan manufaktur makanan Korea Selatan, yang menjalankan waralaba untuk Paris Baguette, Paris Croissant, Dunkin' Donuts, Jamba Juice, dan Shake Shack.

Di media sosial, orang-orang berbagi gambar dengan semua merek yang dikelola oleh SPC.

Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) mentweet , "Apakah cukup untuk membunuh seorang pekerja dan meminta maaf?"

Seorang penulis untuk The Korea Herald mentweet bahwa kerabat korban mengklaim bahwa perusahaan mengirim sekotak roti dari Paris Baguette sebagai hadiah selama pemakaman.

Oh! Seberapa tuli nada dan tidak pekanya korporasi ini? Mengerikan!” tulis salah satu pengguna Twitter.

Yang lain menulis , “Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa. Apakah orang kaya tidak punya empati?”

Baca Juga: Diduga Mengandung Zat Kimia Berbahaya Pemicu Kanker, Unilever Tarik Sejumlah Produk di Amerika

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan penyelidikan atas rincian kematian pegawai tersebut.

"Ini adalah peristiwa yang mengecewakan. Kita hidup bersama dalam masyarakat ini, jadi pemilik bisnis dan karyawan sama, bukankah kita semua harus memiliki rasa hormat minimum satu sama lain sebagai manusia?" katanya.

Menurut laporan berita lokal, boikot telah membuahkan hasil. Seorang karyawan mengklaim bahwa toko SPC mengalami penurunan bisnis sejak boikot.

"Memang benar penjualannya menurun," kata karyawan itu kepada Koreaboo. "Di tempat-tempat yang sangat terpengaruh, saya mendengar penjualan turun 30%," ujarnya.

Baca Juga: 5 Fakta Mengejutkan Tentang Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris yang Baru: Imigran Asal India Lulusan Oxford

Paris Baguette memiliki lebih dari 4.000 lokasi di seluruh dunia. Perusahaan makanan memiliki rencana untuk mengoperasikan 1.000 toko di AS pada tahun 2030.***

Editor: Masruro

Sumber: dailyhive.com

Tags

Terkini

Terpopuler