Duck Syndrome: Tampak Tenang Dari Luar, Tetapi Sebenarnya Banyak Masalah

- 22 November 2022, 09:22 WIB
ilustrasi duck syndrome
ilustrasi duck syndrome /klikdokter.com
KILAS KLATEN - Duck syndrome adalah kondisi dimana seseorang tampak tenang dan baik-baik saja dari luar, tapi pada kenyataannya mengalami banyak tekanan dan masalah. 
 
Kondisi ini mirip seperti bebek ketika sedang berenang. Di atas permukaan air, bebek tampaknya tenang dan melaju perlahan. Sedangkan di bawah air, kakinya mendayung dengan susah payah untuk tetap mengapung.
 
Istilah duck syndrome pertama kali diperkenalkan di Stanford University. 
 
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mahasiswa disana yang meski terlihat santai dan tenang, tapi mereka punya banyak tuntutan dan kecemasan. 
 
Mereka memberi tekanan pada diri sendiri untuk bisa mencapai target yang tinggi. Bahkan, 87% mahasiswa di Stanford University mengatakan bahwa mereka kewalahan dengan tanggung jawabnya sendiri.
 
 
Dalam kondisi medis, duck syndrome bukan termasuk kategori gangguan mental karena tidak ada kriteria diagnostik formal untuk kondisi ini. 
 
Tapi, kondisi ini sudah banyak diteliti oleh para ahli terhadap banyak mahasiswa. Meskipun bukan termasuk gangguan mental, duck syndrome biasanya dikaitkan dengan kondisi stres, depresi, atau kondisi mental lain. 
 
Dengan kata lain, gejala-gejala yang dialami juga berkaitan dengan gangguan mental lainnya.
 
Ada beberapa gejala yang dialami ketika seseorang berusaha menyembunyikan kesulitannya. Umumnya mereka yang mengalami duck syndrome merasa bahwa orang-orang akan selalu menguji kemampuan mereka. 
 
Mereka juga kerap membandingkan diri dengan orang lain karena merasa orang lain memiliki kehidupan yang lebih baik. Tekanan terhadap diri sendiri membuat mereka merasa kewalahan seolah semua ada di luar kendali.
 
 
Dari sisi kognitif, orang yang mengalami duck syndrome lebih mudah gugup dan mudah khawatir. 
 
Keinginan untuk mencapai target yang tinggi cenderung membuat mereka jadi pelupa dan sulit konsentrasi. Gejala-gejala ini jadi berpengaruh terhadap kondisi fisik.
 
Selain itu, kebiasaan tidur dan pola makan jadi ikut terganggu. Energi jadi terkuras oleh pikiran sehingga mudah lelah. 
 
Duck syndrome juga bisa memunculkan perilaku yang berkaitan dengan kegelisahan, seperti mual, gugup, atau menggigit kuku.
 
Perlu diketahui bahwa duck syndrome banyak dialami oleh anak muda, seperti pelajar, mahasiswa atau pekerja. 
 
 
Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya tuntutan dari lingkungan. Contohnya, nilai yang bagus, ranking, IPK, jabatan tinggi dan hal lainnya. 
 
Cara mengatasi duck syndrome, langkah paling awal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan self-love. 
 
Salah satu bentuk self-love yang bisa kamu lakukan adalah dengan tidak memforsir dan memberi banyak tekanan pada diri sendiri. 
 
Selain itu, luangkan waktu untuk me time sejenak untuk mengurangi stres dan lelah.
 
Jika Anda merasa masalah yang di hadapi terlalu berat, tidak ada salahnya buat minta bantuan dan saran ke keluarga atau teman. Dengan adanya orang lain yang membantu mencari solusi, beban masalahmu juga jadi lebih ringan.
 
 
Anda juga perlu mengubah pola pikir jadi lebih positif. Menganggap kehidupan orang lain lebih sempurna bisa mendorong perasaan cemas dan seolah tertinggal. 
 
Padahal, semua orang pasti pernah mengalami banyak tekanan demi mencapai impian masing-masing.
 
Anda juga bisa mencari bantuan profesional jika kondisi yang di alami sampai menimbulkan kecemasan atau bahkan depresi. Karena kondisi tersebut akan sulit buat ditangani sendirian. 
 
Dengan bantuan tenaga profesional seperti psikolog, Anda bisa mendapat arahan untuk mengatasi masalahmu.***
 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah