Baca Juga: Jokowi Menuju Bali Pada Minggu Siang, Usai KTT ASEAN di Kamboja
"Sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia,"lanjutnya.
Keinginan Singapura untuk mendaftarkan Kebaya ke Unesco sudah muncul sejak tahun 2022.
Dimana saat itu Singapura melakukan inventarisasi terhadap 102 elemen budaya lokal, termasuk pembuatan kecap dan budidaya anggrek.
"Sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia," ungkap NBH.
Baca Juga: Peran Teknologi Komunikasi dalam Interaksi Antar Ruang di Negara-negara ASEAN
Terkait pendaftaran kebaya ke Unesco oleh 4 negara sudah didiskusikan pada bulan Agustus dan Oktober 2022.
Dimana NHB melakukan enam diskusi kelompok terarah yang dihadiri 48 peserta untuk mendapatkan pandangan terkait dengan nominasi tersebut.
Kebaya merupakan pakaian tradisional yang dikenakan sebagai atasan dan sudah menjadi warisan bangsa sejak beratus-ratus tahun silam.
Saat ini Kebaya sendiri sudah dimodifikasi dengan sentuhan batik, tenun dan songket.