Contoh Inovasi Pendidikan dari Para Guru Inovatif

17 Maret 2023, 14:40 WIB
Titi Wahyu Harjati, S.Sn. / Guru Smp Negeri 3 Karangdowo /

Oleh : Titi Wahyu Harjati, S.Sn.*

PIKIRAN RAKYAT - Sebagai seorang guru sudah selayaknya selalu mengembangkan diri dengan cara melakukan inovasi pembelajaran. Teknologi yang maju dengan cepat dan pesat menjadikan metode pembelajaran cepat berkembang. Perlu semangat untuk melakukan inovasi pembelajaran bagi guru. Berikut merupakan contoh inovasi pendidikan dari para guru inovatif:

Pertama, terdapatnya kebutuhan hendak perlengkapan game edukatif( APE) yang instan serta multiguna untuk muridnya, memusatkan Puji, seseorang guru PAUD dari Pekalongan membuat Loker Divergen( Lodi).

Lodi merupakan nama APE yang dia kembangkan. Puji meningkatkan loker yang pada dasarnya merupakan tempat penyim­panan. Tidak cuma selaku tempat menaruh, loker ini pula bisa dimainkan. Lodi diciptakan oleh Puji dengan mengacu pada 6 bidang pengembangan pembelajaran PAUD. Keenam bidang tersebut terdiri atas nilai agama serta moral, raga motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, serta seni.

Kedua, Disqovery inquiry berbasis HDProtens, Arif merupakan guru hayati di SMAN Probur, Kabupaten Alor, NTT. Arif menginisiasi pelaksanaan pendidikan disqovery inquiry berbasis HDProtens, ialah hologram digital proyektor tenaga surya buat tingkatkan mutu pendidikan hayati kelas X di Tapal Batasan Timur SMAN Probur.

Dengan perlengkapan ini, dalam pem­belajaran Hayati, membolehkan dilaksanakannya bermacam aktivitas semacam presentasi infor­masi dalam wujud bacaan, grafik, simulasi, foto, video, animasi, serta instruksi yang bertabiat mandiri( indi­vidual) cocok dengan kemajuan belajar.

Media ini bisa membuat sesuatu konsep lebih menarik dengan tampilan 3D( yang listriknya berasal dari tenaga surya) sehingga menaikkan motivasi buat menekuni serta menguasainya. Ma­­teri- materi yang lebih dahulu abstrak serta monoton da­pat dikemas secara interaktif dan mem­berikan pengalaman belajar yang baru.

Ketiga, Instrumen Termodinamika Arizenjaya. Guru Fisika SMAN 1 Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Arizenjaya Sambokaraeng menciptakan perlengkapan pengukur tenaga serap barang bercorak. Temuannya itu diberi nama Instrumen Termodinamika Arizenjaya.

Instrumen tersebut bekerja bersumber pada prinsip bawah dari tanda- tanda termodinamika. Perlengkapan ini berbentuk pengukur perbandingan tenaga serap barang bercorak yang dilengkapi dengan postulat. Bila barang mempunyai tenaga serap cocok rupanya, pemberian warna barang bisa diintervensi lewat pemberian tenaga.

Keempat, Purba Network Simulator. Arief R Budiman, guru SMKN 4 Tasikmalaya, menginisiasi Purba Network Simulator. Perlengkapan ini ialah media pendidikan serta pengenalan teknologi internet dari hulu sampai hilir.

Awal­nya, Purbaratu Network merupakan perlengkapan aplikasi yang dirancang spesial buat penuhi kompetensi yang terdapat dalam Program Kemampuan Metode Pc serta Jaringan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) spesialnya kompetensi pada kelas XI serta Kelas XII.

Trainer itu terbuat didasarkan kepada kebutuhan siswa- siswa TKJ dalam mengaplikasikan kompetensi yang lagi diampu. Trainer kit TKJ ini disesuaikan dengan kurikulum yang ada pada program kemampuan Metode Pc serta Jaringan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) baik kurikulum KTSP ataupun kurikulum 2013. Trainer kit TKJ terdiri atas Trainer LAN serta Trainer WA.

Kelima, Belajar Gurindam dari Nge- rap, oleh Rizqi Rahmat Hani. Beliau sempat merasakan kebimbangan dikala hendak mengantarkan pendidikan gurindam waktu jadi guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah negara di Jawa Tengah.

Bimbang sebab sastra melayu lama tidak menarik lagi untuk murid- murid era now. Murid-murid umumnya semata-mata formalitas menerima modul tanpa ketahui apa tujuan mereka menekuni ini. Setelah itu Rizqy menyadari kalau murid- murid era now sangat suka dengan lagu- lagu rap yang dinyanyikan Young Lex, Awkarin, Saykoji, dan sebagainya.

Jika dilihat struktur gurindam serta syllables lagu rap nyaris sama. Hingga setelah itu ia membuat lagu rap buat aku mengantarkan pendidikan gurindam. Serta mengajak murid berkarya membuat lagu rap dengan gurindam. Murid- murid bersemangat sekali dalam membuat lagu, setelah itu menyanyikannya bersama. Tidak sadar mereka lagi belajar gurindam.

Keenam, permainan. Murid- murid sangat suka bermain. Sehingga pas sekali bila game digunakan selaku salah satu media ajar buat menolong murid belajar. Ini yang dicoba oleh guru Anggayudha Anandarasa dari Kampus Guru Cikal. Angga memakai game selaku media pendidikan yang inovatif. Terdapat sebagian tipe game yang guru dapat dibesarkan menjadi media, antara lain:

Game dalam wujud aktivitas; Game yang mengajak murid bergerak, semacam gobak sodor, petak umpet, engklek, dst. Game kartu/ papan; game yang menggunakan kartu ataupun papan dalam bermainnya, semacam dominasi, ular tangga, fundora, ludo, dan sebagainya.

Game berbasis alat merupakan game yang dalam melaksanakannya memerlukan dorongan perlengkapan, semacam galasin, enggrang, balok warna- warni, lego, boneka, dan seterusnya. Adapun game digital adalah game yang menggunakan fitur digital dalam memainkannya, seperli Mobile Legend, Pokemon Go, Wining Eleven, dan sebagainya.***

* Guru SMP Negeri 3 Karangdowo, Kabupaten Klaten

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler