Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di-

- 21 Juli 2022, 07:30 WIB
Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia
Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia /Kemdikbud/

KILAS KLATEN - Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia merupakan salah satu buku yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Buku Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu sumber belajar utama untuk digunakan pada satuan pendidikan ini ditulis oleh Fadillah Tri Aulia dan Sefi Indra Gumilar.

Di dalam buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemdikbudristek ini terdapat materi dan berbagai soal yang harus diselesaikan oleh siswa.

Berikut ini adalah Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia  Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di- berdasarkan pembahasan Guru Bahasa Indonesia.

Baca juga: Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Fase E ATP SMA Kelas 10

Soal Bahasa Indonesia Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di-

Sekarang, silakan carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di-pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”.

Kunang-kunang

Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluar- kan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.
(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)

Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

Dalam penelitianlainjugadisebutkanbahwapolusicahayamenjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.

Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang- kunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang.

Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunang- kunang. Di Jepang, Taiwan, dan Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.

(Diadaptasi dari: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan)

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di-

Mencari kesalahan penulisan imbuhan di-

1) di konversi = dikonversi

2) didalam = di dalam

3) dibumi = di bumi

4) di kesampingkan = dikesampingkan

5) di injak-injak = diinjak-injak

Baca juga: Modul Ajar Bahasa Indonesia SMK Fase E dan Fase F Kelas 10 - 12

Demikian Kunci Jawaban Bahasa Indonesia  Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di- yang bisa dijadikan referensi saat menjawab Soal Bahasa Indonesia Latihan Halaman 17 Mencari Kesalahan Imbuhan di-.***

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah