Kemana Data Dalam Google Chrome Incognito Pergi? Apakah Data Kita Akan Aman? Ini Penjelasannya

2 April 2024, 10:07 WIB
MODE incognito pada browser Google Chrome.* /DOK. PR/

KILAS KLATEN – Google telah mengumumkan bahwa mereka akan menghapus data penjelajahan yang dikumpulkan dari pengguna mode Chrome Incognito.

Langkah Google Chrome ini merupakan bagian dari penyelesaian yang telah dicapai dalam gugatan privasi senilai $5 miliar pada bulan Desember.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal, Google akan menghancurkan "miliaran titik data" yang mereka kumpulkan secara tidak sah, serta memperbarui pengungkapan mereka mengenai pengumpulan data dan menjaga pengaturan yang memblokir cookie pihak ketiga Chrome secara default selama lima tahun ke depan.

Gugatan ini awalnya diajukan pada tahun 2020 dan dapat memaksa Google untuk membayar ganti rugi sebesar $5 miliar.

Baca Juga: Mengenal Penjelajahan Aman Google Chrome, Fitur Perlindungan Terhadap Situs Berbahaya

Namun, melalui penyelesaian ini, Google sepakat untuk menghancurkan data yang telah dikumpulkannya secara tidak sah, menghadirkan perubahan pada pengungkapan pengumpulan data mereka, dan menjaga pengaturan default yang melarang penggunaan cookie pihak ketiga dalam Chrome.

Gugatan tersebut menuduh Google telah menyesatkan pengguna Chrome tentang tingkat privasi yang sebenarnya dari mode Incognito.

Meskipun Google telah memberikan peringatan kepada pengguna bahwa mode Incognito tidak membuat mereka "tak terlihat," perusahaan tersebut tetap dipertanyakan karena memonitor aktivitas pengguna dalam mode ini.

Penyelesaian gugatan ini menjadi sorotan pada bulan Desember setelah pemberitaan awal mengenainya.

Dalam gugatan tersebut, Google awalnya diminta membayar ganti rugi sebesar $5.000 per pengguna atas dugaan pelanggaran undang-undang penyadapan federal dan privasi California.

Namun, meskipun Google mencoba untuk mengajukan penolakan terhadap tuntutan hukum tersebut, hakim menetapkan bahwa perusahaan tersebut "tidak memberitahu" pengguna bahwa data masih tetap terkumpul saat mode Incognito aktif.

Baca Juga: Google Chrome Luncurkan Fitur AI Yang Bisa Membantu Pengguna Menulis Lebih Baik

Google kini diharapkan untuk menanggapi rincian penyelesaian tersebut.

Pihak berwenang juga menemukan bahwa email yang diungkapkan dalam gugatan tersebut pada tahun 2022 mengungkapkan kekhawatiran internal perusahaan terhadap tingkat privasi mode Incognito.

Chief Marketing Officer Google, Lorraine Twohill, menyatakan bahwa istilah "pribadi" tidaklah tepat untuk mode Incognito, karena hal itu dapat memperburuk kesalahpahaman yang sudah ada.

Meskipun penyelesaian ini merupakan langkah penting dalam menegakkan kejujuran dan akuntabilitas perusahaan teknologi, masih ada beberapa pertanyaan mengenai efektivitasnya.

Mengingat bahwa gugatan ini mencakup periode hingga tahun 2016, kemungkinan besar bahwa sebagian besar data yang dikumpulkan oleh Google sudah dijual kepada pihak ketiga atau diintegrasikan ke dalam produk-produk lain yang tidak tercakup dalam penyelesaian ini.

Selain itu, Google juga diharuskan untuk menulis ulang pengungkapan privasinya mengenai praktik pengumpulan data dalam mode Incognito.

Baca Juga: Google Chrome dan Calendar akan segera berhenti bekerja di perangkat Android lawas

Perusahaan tersebut telah menyatakan bahwa mereka telah mulai menerapkan perubahan tersebut.

Meskipun begitu, langkah-langkah ini mungkin tidak cukup untuk mengatasi seluruh masalah privasi yang telah muncul.

Secara keseluruhan, penyelesaian gugatan ini merupakan langkah positif dalam memperbaiki praktik privasi perusahaan teknologi besar seperti Google.

Namun, tetap diperlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa perubahan yang dijanjikan benar-benar dilaksanakan dan agar pengguna mendapatkan perlindungan privasi yang layak dalam penggunaan layanan online.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Engadget

Tags

Terkini

Terpopuler