Network
KILAS KLATEN - Prediksi akan terjadinya resesi dan krisis pangan di berbagai negara di belahan dunia akhir-akhir ini ramai sekali diberitakan di media, meskipun hal tersebut masih prediksi baiknya kita persiapkan dan selalu waspada.
Isu resesi ini tidak terjadi di negara Indonesia saja, bahkan negar-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, Korea, dan Negara di Eropa, dan bahkan banyak pemimpin negara yang sudah memberikan statement peringatan agar warganya lebih bijak dalam hal finansial.
Berikut ada beberapa hal yang bisa rekan-rekan persiapkan apabila di tahun 2023 resesi ekonomi dan krisis pangan di dunia benar terjadi.
Baca Juga: Ditengah Bayang-bayang Resesi, Menaker Akui Pengangguran Turun Sejak Pandemi
1. Evaluasi keuangan , yang dievaluasi adalah segala jenis pemasukan dan pengeluaran harus benar-benar kita perhatikan. Pikir -pikirlah kembali dalam menggunakan uang, utakamakan pengeluaran yang bersifat kebutuhan bukan keinginan.
2. Pastikan punya dana darurat, tetntu kita belum tahu akan seperti apa kemungkinan buruk yang terjadi di tahun 2023, seberapa parahnya ekonomi, naiknya angka inflasi, dll.
Yang perlu kita persiapkan adalah dana darurat, karena resesi ekonomi punya efek domino yang besar, termasuk pada hal dunia ketenagakerjaan, kenaikan harga bahan pokok, fasilitas kesehatan, dan hal-hal lainnya.
3. Pikirkan lagi jika hendak mengambil pinjaman ke bank.
Menurunnya daya beli masyarakat, serta peputaran uang yang lemah adalah yang dikhawtirkan oleh pengusaha dan lembaga keuangan. Belum lagi apabila bank akhirnya membuat kebijakan naiknya suku bunga pinjaman disaat situasi sulit.
Baca Juga: Dampak Resesi ke Indonesia Cukup Buruk, 3 Hal Ini Wajib Disiapkan dari Sekarang
Tentu ini akan menjadi sangat berat bagi para nasabah pinjaman, maka dari itu perhitungkan kembali akan kemungkinan terburuk pada usaha anda serta lebih bijak dalam mengambil limit pinjaman yang diberikan.
4. Alokaskan aset ke investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah
Inilah cara ter aman meski dlam mengurangi resiko resesi yang berakibat inflasi. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa mata uang dollar semakin kuat, kurangilah menaruh uang pada investasi jenis crypto dan saham.
Selain itu perlu diperhatikan juga hal yang berpotensi besar terjadi selama setahun ke depan.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tetap Membara, Meski Ditengah Bayang Resesi, IMF Beri Pujian
1. Kenaikan harga barang dan bahan bakar minyak.
Kenaikan harga harga barang dan bahan bakar sangat masuk akan sekali bila terjadi. Karena kebijakan harga minyak dunia yang terus berubah-ubah. Sedangkan kenaikan harga bahan bakar minyak pasti berpengaruh terhadap harga bahan lain.
Mengingat energi perannnya baik itu yang wujudnya bahan bakar minyak, listrik, gas adalah kunci dari segala macam usaha lainnya. Energi bahan bakar utama akan menggerakan banyak sektor industri lain.
2. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang kurang sehat akan banyak mengambil kebijakan PHK, pengurangan karyawan, tidak memperpanjang kontrak.
Baca Juga: Lawan Resesi, Luhut Imbau Masyarakat Tanam Kebutuhan Pangan
Kemungkinan terburuk lainnya adalah banyaknya perusahaan dengan kondisi finansial yang tidak sehat, mau tidak mau akan mengurangi karyawan, karena beban operasional yang tinggi.
Ini adalah ancaman terburuk bagi semua pekerja dan buruh di seluruh dunia.
3. Potensi aset keuangan high risk seperti asset crypto dan saham akan jauh menjadi fluktualtif
Akibat dari ketidakjelasan pasar serta, kebijakan fiskal yang mungkin akan banyak diterapkan di banyak negara akan berdampak pada jenis asset yang high risk seperti crypto, bisa jadi harganya turun drastic, atau malah bisa naik.
Sebaiknya jauhi masuk dalam investasi yang fluktuatif mengingat tidak ada yang tahu hal terburuk apa yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Prediksi Ancaman Resesi Tahun 2023, Ini yang Akan Terjadi
4. Potensi nilai tukar dollar makin naik
Untuk saat ini harga kurs dollar mencapai harga 15.700 / dollar Amerika, bisa jadi nilai kursnya akan terus naik mengingat banyak nya permintaan dollar dalam industry perbankan (pinjaman) maupun dalam bidang ekonomi yang mengakitkan dollar terus menguat.***
