6 Eksekusi Mati Paling Sadis yang Terkenal Sepanjang Sejarah, Butuh 17 Hari untuk Mati!

- 14 November 2022, 21:30 WIB
6 Eksekusi Mati Paling Sadis yang Terkenal Sepanjang Sejarah, Butuh 17 Hari Untuk Mati!
6 Eksekusi Mati Paling Sadis yang Terkenal Sepanjang Sejarah, Butuh 17 Hari Untuk Mati! /Pixabay/

KILAS KLATEN - Eksekusi mati adalah praktik yang dilakukan suatu negara untuk membunuh seseorang sebagai hukuman atas suatu kejahatan keji.

Tapi taukah kamu? Ada beberapa eksekusi mati yang sangat menyakitkan di era sejarah kuno yang banyak orang belum tau.

Dijaman kuno, eksekusi mati dilakukan dengan keji untuk para narapidana yang melakukan kejahatan seperti pemerkosaan, perampokan, penipuan, penghianatan dan lain lain.

Mereka tidak melakukan pembunuhan seperti hukum penggal atau kursi listrik tapi dengan membunuh secara bertahap dan pelan-pelan bahkan korban baru bisa mati selama 17 hari.

Baca Juga: Mengenal Mati Rasa dan Cara Mengatasinya

Bisa Anda bayangkan betapa sakitnya dan tersiksanya, bahkan kebanyakan korban tidaklah di kubur seperti mayat biasanya.

Tapi dibiarkan di alam terbuka untuk menjadi lauk para burung pemakan bangkai.

Eksekusi Mati Paling Sadis yang Terkenal Sepanjang Sejarah

Inilah eksekusi paling brutal pada Massa kuno yang kilas klaten rangkum dari berbagai sumber:

1. The brezen bull

Brazen Bull adalah media eksekusi berbentuk banteng terbuat dari perunggu, bentuk dan memiliki ruang kosong di dalam tubuhnya.

Eksekusi ini dilakukan dengan cara seseorang korban masuk kedalam tubuh brazen bull dengan terkunci, kemudian sebuah lubang api diletakkan di bawahnya, memanaskan perut binatang itu sampai korban di dalamnya terpanggang hingga mati.

Baca Juga: Masih Ingat Koruptor Benny Tjokro? Rugikan Negara 22,7 T Dituntut Hukuman Mati

Media itu di desain dibagian wajah dengan pipa dan alat akustik. Ketika korban berteriak kesakitan, anda akan menikmatinya dengan suara teriakan banteng yang sedang marah.

2. The teilaus

Ini adalah metode penyiksaan yang digunakan untuk eksekusi publik terutama di Eropa dari zaman kuno hingga abad pertengahan hingga awal periode modern dengan mematahkan tulang penjahat dengan benda tumpul hingga mati.

Diawali dengan menghancurkan tulang kaki hingga naik ke lengan, ritme dan jumlah pukulan ditentukan kasus apa yang dilakukan oleh penjahat, efek ini akan memberikan rasa amat menyakitkan.

Algojo bisa diinstruksikan untuk mengeksekusi terpidana di akhir babak pertama, dengan membidik leher atau jantungnya dalam "coup de grace".

Baca Juga: Terungkap! Ini Peran Irjen Teddy Minahasa dalam Dugaan Peredaran Narkoba, Kini Terancam Hukuman Mati

Lebih jarang lagi, ini terjadi langsung dari awal (dari kepala ke bawah).

Pada babak kedua, tubuh dikepang menjadi roda berjeruji kayu lainnya, yang dimungkinkan melalui anggota badan yang patah, atau membeku ke roda.

Roda itu kemudian didirikan di atas tiang atau tiang, seperti penyaliban. Setelah itu, algojo diperbolehkan untuk memenggal kepala

api dinyalakan di bawah kemudi, atau mainan "beroda" diputar begitu saja ke dalam api. Kadang-kadang,tiang gantungan kecil dipasang di atas kemudi, misalnya, jika ada vonis bersalah atas pencurian pembunuhan.

3.The Blood Eagle

Metode eksekusi yang diduga dilakukan oleh Bangsa Viking ini adalah dengan mengikat tangan dan kaki korban pada permulaan untuk mencegah adanya gerakan.

Baca Juga: Apa Itu Apokaliptik? Adakah Kaitannya dengan Kasus Kematian Keluarga di Kalideres?

Penyiksa kemudian akan merobek kulit serta membedah punggung korban, parahnya lagi tulang rusuk akan dibengkokkan hingga menghadap keluar tubuh.

Diyakini bahwa para korban seringkali tetap hidup saat melalui bagian prosedur ini. Penyiksaan ini membuat organ dalam terlihat. Garam pun seringkali dioleskan ke luka untuk meningkatkan rasa sakit.

Akhirnya, paru-paru akan ditarik keluar dari tubuh agar tampak seolah-olah korban benar-benar memiliki sepasang "sayap".

4. Scaphism

metode eksekusi Persia kuno di mana seseorang akan mati karena dimakan hidup-hidup.

Korban akan ditempatkan di antara dua kano kayu atau batang pohon yang telah dilubangi, dengan kaki dan kepala menonjol keluar.

Baca Juga: Tingkat Kematian Gagal Ginjal Anak Hingga 50 Persen, Satu Dari Dua Pasien Meninggal

Para algojo kemudian akan memaksa korban untuk mengonsumsi campuran susu dan madu hingga terserang diare, lalu korban akan dikelilingi oleh kotoran dan muntahannya.

Tidak hanya itu, campuran susu dan madu akan dioleskan ke area sensitif tubuh sehingga menarik serangga untuk memakan tubuh mereka dan bertelur di lubang yang terbuka.

Dengan jatah susu dan campuran madu beserta air, kecil kemungkinan korban meninggal karena kelaparan atau kehausan.

Kematian akan sangat lambat dan biasanya datang dari syok septik atau gangren( Kematian jaringan yang terjadi pada anggota tubuh atau kulit karena kehilangannya suplai darah ).

Sebuah catatan oleh sejarawan Yunani Plutiarch mengklaim bahwa korban membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk akhirnya mati.

Baca Juga: Penyebab Utama Kematian di Dunia, Berikut Pengertian Jantung Koroner dan Cara Mencegahnya

5. Judas Cradle

Metode eksekusi ini banyak digunakan di Eropa Abad Pertengahan.

Tujuan dari penyiksaan ini adalah untuk mendapatkan berbagai macam pengakuan dengan memaksa korban telanjang ke kursi yang berbentuk piramida.

Kaki korban sering kali diikat sedemikian rupa sehingga menggerakkan satu kaki akan menambah rasa sakit dengan memaksa kaki lainnya untuk ikut bergerak.

Penyiksa mampu menaikkan dan menurunkan korban dengan sistem tali dan katrol, yang mendorong bagian penetrasi lebih dalam ke tubuh seperti vagina atau anus korban.

Beberapa penyiksa juga akan mengoleskan minyak ke alat siksa, sehingga mampu meningkatkan rasa sakit.

Alat itupun jarang atau sama sekali tidak dicuci, sehingga meningkatkan kemungkinan kematian akibat infeksi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Wafat, Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa

Dalam beberapa kasus, korban akan diguncang atau dipaksa jatuh berulang kali di kursi berbentuk piramida untuk mendapatkan informasi penting.

6. Lead Sprinkler

Alat yang biasanya digunakan pada Abad Pertengahan ini berisi timah cair, ter, minyak mendidih, dan zat panas lainnya.

Penyiksa menuangkan logam ke salah satu ujungnya untuk memungkinkan zat yang sangat panas menetes ke perut atau bagian tubuh korban lainnya.

Eksekusi terkadang terjadi dengan menuangkan perak cair ke mata, hingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat atau bahkan kematian.

Baca Juga: Penyebab Utama Kematian di Dunia, Berikut Pengertian Jantung Koroner dan Cara Mencegahnya

Di jaman era modern ini eksekusi mati tersebut sudah tidak digunakan, dan beralih dengan cara yang lebih manusiawi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pelajaran.

Itulah eksekusi mati paling brutal di massa kuno. ***

Editor: Masruro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah