Ekonomi Jerman Tak Stabil, Resesi Mengancam Negeri Panzer

19 Oktober 2022, 09:00 WIB
Ekonomi Jerman Tak Stabil, Resesi Mengancam Negeri Panzer /Ingo Joseph/Pexels

KILAS KLATEN - Ekonomi Jerman dilanda badai yang cukup berat karena kini negeri panzer tersebut menghadapi ujian yang tak ada habisnya.

Terpuruknya ekonomi ini karena dampak pandemi covid 19 di Jerman yang banyak memakan korban jiwa maupun secara finansial.

Ditambah lagi sekarang efek perang Rusia dan Ukraina mulai terasa sehingga berakibat ambruknya ekonomi Jerman ke dalam resesi.

Dari data terbaru Outlook Ekonomi Dunia (WEO) mengatakan bahwa penghasilan utama ekonomi negara Eropa terancam terjun bebas ke dalam "resesi teknis" di tahun depan termasuk Jerman.

Baca Juga: Jembatan Krimea Rusak, Rusia Marah Besar Hingga Putin Sebut Ukraina Teroris

Menyikapi hal tersebut pemerintah Jerman berupaya dalam antisipasi keadaan terburuk dengan pemangkasan proyeksi di tahun ini dan memperkirakan akan terjadi kontraksi menciut pada tahun depan.

Kementerian ekonomi Jerman sudah memprediksi bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) masih akan tumbuh kurang lebih 1,4%, namun menciut sekitar 0,4% di tahun 2023.

Prediksi tersebut cukup jauh dari proyeksi yang sudah direncanakan akhir April, diperkarakan 2,2% tahun ini dan 2,5% tahun mendatang dalam sektor ekonomi Jerman.

Tak khayal hal ini dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan harga energi yang melonjak tinggi, akibatnya terjadi krisis besar-besaran terhadap pertumbuhan ekonomi Jerman.

Ahli ekonomi menjadikan kejadian saat ini diibaratkan sebagai gelombang pasang surut ekonomi yang terbagi dalam empat yaitu kenaikan atau ekspansi, kontraksi, resesi dan depresi.

Baca Juga: Gagal Lindungi Privasi Anak di Inggris, TikTok Terancam Denda Rp441 Miliar

Siklus resesi merupakan tanda penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi Jerman, karena ketika kapasitas produksi tidak terserap oleh pasar maka tingkat perdagangan ekspor ke luar negeri sangat menurun dan berakibat permintaan terhadap suatu barang juga menyusut.

Inilah yang ditakutkan oleh negeri panzer tersebut dan beberapa negara Eropa lainnya, karena menghabiskan anggaran dalam membeli kebutuhan energi yang melambung tinggi .

Tolak ukur dalam memperkirakan jatuhnya ekonomi suatu negara adalah melihat Produk Domestik Bruto (PDB) yang mana menjadi nilai dari semua jasa dan barang yang diproduksi dalam waktu tertentu.

Jika PDB menurun di dua kuartal secara terus menerus, maka ekonomi Jerman siap-siap akan mengalami yang disebut "resesi teknis".

NegEri Panzer sudah mengalami di akhir 2021, yang mana penyusutan saat ini 0,3% karena adanya pandemi covid 19.

Jika hal ini terjadi dalam periode yang sangat panjang hingga tahun depan, ekonomi Jerman akan mengalami krisis yang sangat nyata.

Baca Juga: Kesetaraan Tidak Bisa Ditawar: Sekolah Australia Perlu Merangkul Keragaman Gender

Dampaknya kebangkrutan akan meningkat dan pengangguran semakin banyak, pasokan barang menumpuk akibat tidak ada transaksi jual beli dan lebih buruknya kegAgalan bank dan pasar saham akan menjadi pelengkap dalam resesi ini.

Jika semua itu tidak ingin terjadi pada ekonomi Jerman, Pemerintah sebagai tiang utama harus mencegah terjadinya ekonomi dalam fase depresi.

Caranya dengan adanya paket bantuan untuk warga dan perusahaan seperti pemotongan pajak yang saat ini sedang direncanakan oleh Pemerintah negeri Panzer dalam mengatasi ekonomi Jerman yang kriris***

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler