Pintu Perbatasan di China Mulai Dibuka Bertahap

- 15 Desember 2022, 11:45 WIB
Ilustrasi - Pintu Perbatasan di China Mulai Dibuka Bertahap
Ilustrasi - Pintu Perbatasan di China Mulai Dibuka Bertahap /sick-street-photography/Pixabay

KILAS KLATEN - Wilayah selatan dan utara beberapa pintu perbatasan di China di dibuka secara bertahap setelah otoritas setempat menghapus syarat wajib tes PCR dan mencabut pembatasan-pembatasan perjalanan domestik.

Beberapa perbatasan di China yang dibuka adalah Provinsi Yunnan dan Daerah Otonomi Guangxi yang berada di wilayah selatan yang berbatasan dengan Myanmar dan Vietnam. Hal tersebut dilansir dari Media China, hari ini Kamis, 15 Desember 2022. 
 
Daerah Otonomi Mongolia Dalam yang berada di wilayah utara yang berbatasan dengan Mongolia dan Rusia juga telah dibuka.
 
Wei Gang selaku Kepala Prefektur Dehong di Provinsi Yunnan, mengunjungi Kota Ruili yang berbatasan dengan Myanmar.
 
"Kami harus bisa memberikan manfaat pada bea cukai dan perdagangan dengan terus membuka lebar perbatasan," katanya.
 
 
Ruili yang dikenal sebagai akses perdagangan batu-batuan perhiasan beberapa kali mengalami penguncian wilayah (lockdown) sejak 2020.
 
Namun sejak otoritas China melonggarkan kebijakan anti-pandemi pada Rabu (7/12), tidak ada lagi pembatasan, baik lalu-lintas barang maupun orang.
 
Demikian pula dengan Jingxi dan Dongxing di Daerah Otonomi Guangxi, beberapa pengangkut barang impor dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah tidak perlu lagu disemprot disinfektan di gudang terpadu.
 
Sejumlah warga Kota Manzhouli di Daerah Otonomi Mongolia Dalam yang berbatasan dengan Rusia menyambut suka cita orang yang baru masuk.
 
"Mari...mari...Tidak perlu khawatir karantina dan tes PCR, Manzhouli sekarang menyambut kedatangan Anda," kata seorang warga Manzhouli seperti dikutip Global Times.
 
Sama dengan Ruili, Manzhouli merupakan kota yang paling sering di-lockdown sepanjang COVID-19 melanda China.
 
Diketahui, Otoritas keimigrasian China melonggarkan pengendalian pandemi COVID-19 di pos perbatasannya dengan Makau.
 
 
Semua orang yang memasuki wilayah China melalui pos pemeriksaan imigrasi di Kawasan Ekonomi Khusus Zhuhai hanya diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes PCR dalam 48 jam.
 
Kebijakan tersebut berlaku efektif mulai Senin (19/9) pukul 06.00 waktu setempat (05.00 WIB), menurut pernyataan Pusat Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Zhuhai, Provinsi Guangdong, Selasa.
 
Sebelumnya pemerintah daerah di Zhuhai memberlakukan hasil tes negatif COVID-19 yang berlaku dalam 24 jam.
 
Pelonggaran kebijakan tersebut merupakan hasil negosiasi antara Pemerintah Provinsi Guangdong dengan pemerintah Wilayah Administrasi Khusus Makau.
 
Meskipun demikian, setiap orang yang baru datang dari Makau tetap diwajibkan melapor kepada kepala lingkungan permukiman setempat dan melakukan tes PCR dua kali dalam tiga hari.
 
Pada akhir tahun lalu, Makau, Hong Kong dan Guangdong, yang berada di wilayah selatan China daratan, telah melakukan berbagai persiapan untuk menerapkan kebijakan bebas tes PCR dan karantina.
 
Namun belum sampai terealisasi, Hong Kong dilanda gelombang baru COVID-19 yang membuat otoritas setempat kewalahan.
 
 
Makau juga terkena dampak dari gelombang baru tersebut pada saat itu.
 
Hingga kini, kesepakatan ketiga pihak belum bisa direalisasikan kecuali hanya mengurangi beberapa persyaratan, seperti pengurangan masa berlaku hasil tes PCR.***

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah