Ia menambahkan, bahwa ia ingin melihat proses ini berhenti dan memulai studi yang melihat dampak terhadap anak-anak yang terkena kandungan fluoride maupun tidak.
Hal ini muncul setelah Cochrane Collaboration, sebuah organisasi yang terdiri dari 14 ribu akademisi yang mengkaji fakta-fakta mengenai kandungan fluoride awal tahun ini, namun mereka gagal sampai pada kesimpulan.
Baca Juga: 7 Tips Cantik di Usia 30-an Jangan di Lewatkan
Para peneliti menemukan data yang menunjukkan, terdapat beberapa efektivitas dalam pengurangan risiko kerusakan gigi, namun kajian hanya mempertimbangkan fakta yang dapat diterima sebelum tahun 1975, dan risiko terjadi bias pun cukup tinggi.
Inggris merupakan salah satu negara di dunia yang mengizinkan skema kandungan fluoride, di mana ditujukan untuk mengirim 1 mg kimia per liter. Berbanding terbalik dengan di AS, tahun ini negeri Paman Sam itu mengurangi penggunaan fluoride dalam cairan sampai 0,7 mg per liter.
Tapi, lagi-lagi Badan Kesehatan Inggris melanjutkan untuk kembali pada skema, dan mengatakan tetap “aman dan efektif”. Pemerintah mengatakan, fluoride dibutuhkan untuk melawan kerusakan gigi.
Namun, berdasarkan riset, 45 persen dari sedikitnya kelompok anak-anak usia 1-4 tahun pernah dirawat di rumah sakit akibat penggunaan fluoride untuk perawatan diri tahun lalu dibanding yang tidak.***