Network
KILAS KLATEN – Saat tidur pasti kita pernah secara tidak sadar mendengkur atau ngorok, dan ketika bangun mungkin orang disekitar kita memberi tahu bahwa kita mendengkur tetapi kita tidak merasakannya. Namun sebernarnya mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Mendengkur merupakan sebuah kondisi yang umum terjadi pada sebagian orang, dimana rasa lelah menjadi pemicu umum seseorang dapat mendengkur atau ngorok saat tidur.
Walaupun begitu, mendengkur ternyata juga berpotensi menjadi tanda dari suatu penyakit, terlebih jika mendengkur mengeluarkan suara yang keras dan berlangsung lama.
Mendengkur dapat terjadi ketika seseorang mengeluarkan bunyi dari hidung dan mulut ketika tidur dan apabila hal tersebut dibiarkan tanpa penanganan dan konsultasi maka kebiasaan ini dapat membuat tubuh kekurangan oksigen saat tidur. Akibat dari mendengkur dapat membuat seseorang merasa kurang bertenaga dan tidak segar saat bangun tidur, meskipun telah mendapat waktu yang cukup.
Ketika bernapas udara akan masuk melalui hidung atau mulut dan mengalir ke paru-paru supaya oksigen dapat diambil, saat bernapas saluran pernapasan seperti mulut, tenggorokan, dan hidung akan mengalami penyempitan atau kelainan bentuk sehingga aliran udara akan tertahan dan menyebabkan tekanan yang tinggi.
Baca Juga: Awas Hati-hati, Ternyata Ini Bahaya Nyalakan Kipas Angin saat Tidur
Karena tekanan tersebut yang dapat membuat getaran suara dan menghasilkan bunyi yang membuat terjadinya suara dengkuran atau ngorok. Selain itu hampir sebagian besar orang dewasa pernah atau rutin mengalami ngorok.
Mendengkur juga bisa menjadi tanda-tanda penyakit serius yang salah satunya sleep apnea, dimana hal tersebut merupakan gangguan tidur yang membuat penderitanya berhenti bernapas selama beberapa saat ketika tidur, yang membuat menurunnya kadar oksigen dalam darah, dan hal tersebut juga dapat berpotensi menyebabkan kematian mendadak.
Selain sleep apnea, mendengkur juga bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan pada hidung misal deviasi septum hidung, rhinitis alergi, dan infeksi, penyakit jantung.
