Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67 Nilai-nilai dalam Novel Sejarah Pangeran Diponegoro

- 19 November 2022, 05:20 WIB
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67 Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah Pangeran Diponegoro
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 67 Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah Pangeran Diponegoro / Tangkapan layar Youtube.com/Penerus Para Nabi

Kutipan:

Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa.

"Sugeng", kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus.

Jan Willem van Rijnst bergerak menyamping, membuka tangan kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk. Agaknya untuk penampilan yang berhubungan dengan bahasa Belanda beschaafdheid yang lebih kurang bermakna 'tata krama santun sesuai peradaban', alih-alih Jan Willem van Rijnst sangat peduli, dan hal itu merupakan sisi menarik darinya yang jali di antara sisi-sisi lain yang menyebalkan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 42 Hal Menarik dalam Novel Gajah Mada Bergelut dalam Takhta

Nilai sosial dari kutipan di atas tampak pada sikap Danurejo II yang tetap menghormatinya dan bersikap dengan ramah dan sopan kepada van Rijnst meski merupakan musuh dari Sultan Hamengkubuwono II. Begitu pula dengan van Rijnst yang sangat peduli dengan tata krama dalam menyambut tamunya.

4. Nilai Ketuhanan (Religi) – (Nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan atau bersumber pada nilai-nilai agama)

Kutipan:

Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas.

Baca Juga: Nilai-nilai yang Ada dalam Teks Novel Sejarah Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil

Halaman:

Editor: Masruro

Sumber: Buku Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah