Serem! Ini 4 Hal yang Buat Hidup di Tahun 2023 Makin Susah Akibat Resesi

23 November 2022, 18:10 WIB
Serem! Ini 4 Hal yang Buat Hidup di Tahun 2023 Makin Susah /

KILAS KLATEN - Resesi di depan mata menjadi ancaman ekonomi di setiap negara, bahkan tidak hanya Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun angkat bicara terkait kondisi ini.

Resesi adalah kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut.

Hal Ini diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.

Menurut perry, ada lima resiko yang akan dihadapi oleh dunia pada sisa tahun ini dan tahun depan. Kelima hal ini akan terjadi di perekonomian global dan memperngaruhi perekonomian Indonesia. Ini akan mempengaruhi gejolak harga pasar dan ancaman hidup kedepannya.

Baca Juga: Hantu 'Resesi' Kian Nyata? Perusahaan Tumbang, Terbaru Startup Edutech Ruang Guru Merumahkan Ratusan Karyawan

Melansir dari bacaan Bank Indonesia, inilah 5 hal yang berat harus dihadapi:

1. Terjadi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Perry melihat ada terdapat risiko-risiko sejumlah negara jatuh ke jurang resesi. Risiko terburuk, menurutnya, ekonomi dunia bisa tumbuh 2% pada tahun ini

Mengingat resesi di AS dan di Eropa probabilitasnya sudah mendekati 60%. Memberikan kekhawatiran apalagi akan diperparah dengan kondisi musim dingin yang diperkirakan akan buruk
"Apalagi di Eropa, bahkan kondisi winter tahun ini belum yang terburuk, tahun depan yang terburuk karena ini berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi dan investasi, slowing growth," ujarnya.

Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Rusia Hadapi Resesi 2023

2. Terjadi inflasi tinggi atau high inflation.

Melansir dari BI, Inflasi global tahun ini mencapai:

9,2%. Inflasi di AS bahkan mendekati 8,8%

10% Inflasi di Eropa

11% inflasi di Inggris

"Dari mana inflasinya, tentu saja harga energi dan tidak adanya pasokan energi akibat perang maupun kondisi geopololitik. Inflasi energi, inflasi pangan yang langsung kemudian berhubungan dengan kesejahteraan rakyat,"

3. Terjadi Suku Bunga yang Tinggi

Perry melanjutkan yaitu terjadinya higher interest for longer period of time atau suku bunga yang tinggi dan akan berlangsung lama.

Merajuk kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terdapatnya Arah bacaan suku bunga acuan tinggi alias The Federal Reserve.

Baca Juga: Russia Nyatakan Resesi, Inilah Kondisi Sebenarnya

Amerika Serikat mengalami kenaikan fed fund rate (FFR) pada bulan ini sebesar 75 basis point (bps) menjadi:

4%, kemungkinan pada Desember 2022 akan naik lagi 50 bps menjadi 4,5% hingga 5% pada tahun depan.

4. Terjadi Fenomena Strong Dolar

Taukah Anda bahwa Indeks dolar bahkan sempat mencapai 114, rekor tertingginya pada tahun ini?

Kondisi ini dirasakan oleh semua negara, tidak terkecuali Indonesia.

"Dolar menguat karena Fed Fund Rate naik dan yield US Treasury yang naik," ujar Perry. Kemudian, risiko kelima adalah cash is the king.

Baca Juga: Ditengah Bayang-Bayang Resesi, China Menghadapi Krisis Babi

Investor memilih menumpuk uangnya di instrumen yang likuid baik cash dan near cash. Lagi-lagi, kondisi ini terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. "Inilah mengapa terjadi aliran modal keluar."

Perry menegaskan empat hal ini masih diperburuj oleh ketidakpastian kapan perang Ukraina dan Rusia akan berakhir dan ketegangan geopolitik Taiwan dan China, serta lockdown Zero-Covid di China.

Untuk menghadapi ini, Perry berharap semua pihak di Indonesia melakukan sinergi. "Sinergi, sinergi, sinergi. Koordinasi, koordinasi, koordinasi. Koordinasi harus erat," ujar Perry

Bedanya resesi dan inflasi?

Baca Juga: Tips Praktis Cara Mengelola Keuangan di Masa Resesi Langsung dari Pakarnya

Resesi adalah salah satu situasi yang terjadi akibat inflasi dan deflasi yang berkelanjutan. Inflasi adalah kenaikan harga barang dalam waktu tertentu akibat naiknya permintaan masyarakat. Nah, kenaikan harga satu barang biasanya juga bikin harga barang lain jadi ikutan naik.

Itulah 4 hal yang memperburuk hidup ditahun 2023.

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler