KILAS KLATEN - Resesi di depan mata menjadi ancaman ekonomi di setiap negara, bahkan tidak hanya Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun angkat bicara terkait kondisi ini.
Resesi adalah kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut.
Hal Ini diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.
Menurut perry, ada lima resiko yang akan dihadapi oleh dunia pada sisa tahun ini dan tahun depan. Kelima hal ini akan terjadi di perekonomian global dan memperngaruhi perekonomian Indonesia. Ini akan mempengaruhi gejolak harga pasar dan ancaman hidup kedepannya.
Melansir dari bacaan Bank Indonesia, inilah 5 hal yang berat harus dihadapi:
1. Terjadi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
Perry melihat ada terdapat risiko-risiko sejumlah negara jatuh ke jurang resesi. Risiko terburuk, menurutnya, ekonomi dunia bisa tumbuh 2% pada tahun ini
Mengingat resesi di AS dan di Eropa probabilitasnya sudah mendekati 60%. Memberikan kekhawatiran apalagi akan diperparah dengan kondisi musim dingin yang diperkirakan akan buruk
"Apalagi di Eropa, bahkan kondisi winter tahun ini belum yang terburuk, tahun depan yang terburuk karena ini berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi dan investasi, slowing growth," ujarnya.
Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Rusia Hadapi Resesi 2023