Kisah Pilu Bocah SD di Tasikmalaya Dipaksa Setubuhi Kucing dan Direkam Teman-temanya Akhirnya Meninggal

21 Juli 2022, 15:23 WIB
Ilustrasi seseorang mengalami perundungan atau bullying oleh teman-temannya. (Foto: PMJ News/Dok Net) /


KILAS KLATEN -
Viral seorang bocah yang dipaksa oleh teman-temannya untuk setubuhi kucing dan direkam.

Setelah video tersebut beredar luas di sosial media, diketahui bocah malang tersebut merupakan seorang siswa SD Kelas V yang berinisial F (11) warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Setelah mengetahui video tersebut tersebar, korban mengalami depresi kemudian tak mau makan dan minum dan pada akhirnya meninggal dunia (18/7) saat sedang dalam perawatan di rumah sakit.

Selama korban hidup, ia mengalami bully (perundungan) dan seringkali dipukuli oleh teman-temannya.

Baca Juga: Buntut Panjang Kasus Polisi Tembak Polisi, Kapolri Nonaktifkan Karo Paminal dan Kapolsek Jakarta Selatan

Korban merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Ibu Kandung F (39) menjelaskan anaknya mengalami depresi setelah video tersebut tersebar.

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi. Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas Ibu Kandungnya.

Menurutnya, putranya tersebut sempat curhat dipaksa oleh teman-temannya menyetubuhi kucing sambil direkam.

Setelah video tersebut tersebar luas, korban mengalami depresi dan tak mau makan dan minum bahkan sempat mengeluh karena sakit tenggorokan dan akhirnya korban meninggal dunia.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," imbuhnya.

Setelah kejadian tersebut terjadi, pihak keluarga pelaku pembullyan (perundungan) kemudian mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.

Baca Juga: MK Tolak Legalisasi Ganja Medis Untuk Kesehatan, Berikut Alasanya

Keluarga korban mengatakan sudah iklas atas meninggalnya putranya tersebut dan meminta kepada mereka akan kejadian ini tidak terjadi lagi ke anak lainya.

"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," pungkasnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya membenarkan kejadian tersebut hingga akhirnya korban meninggal dunia saat perawatan di rumah sakit.

Saat ini suasana duka masih menyelimuti keluarga korban yang berada si Desa Suka Asih Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Orang tua korban masih terpukul dan berduka atas kepergian putranya.

Suasana duka pun menyelimuti rumah korban yang berada di Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Profil Brigjen Hendra Kurniawan, Perwira Polri yang Didesak untuk Dicopot dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

Saat ditemui di rumahnya, kondisi orangtua korban, masih terpukul dan berduka atas kepergian anaknya.

Ato juga menyebut pihaknya akan mendampingi keluarga korban untuk pemulihan psikolosis dan pendampingan hukum.

“Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya,” kata Ato Rinanto.

Panir Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Santoso, mengaku belum mendapatkan laporan atas kejadian tersebut.

Namun, demikian pihaknya akan datang ke lokasi untuk melakukan pendalaman serta penyelidikan atas kasus ini.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Tags

Terkini

Terpopuler