Ancaman Perubahan Iklim Bagi Pembangunan, Menjadi Sorotan Bank Dunia di G20

13 November 2022, 21:10 WIB
Ancaman Perubahan Iklim Bagi Pembangunan, Menjadi Sorotan Bank Dunia di G20 /dok. Pikiran-rakyat

KILAS KLATEN – Ancaman perubahan iklim adalah salah satu momok terbesar bagi pembangunan dan pertumbuhan, tidak akan hilang. Hal ini tidak dapat dihiraukan.

Isu bencana perubahan iklim bumi, menjadi perhatian banyak negara di dunia. Suhu udara melesat naik beberapa tahun ini.

Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (karbon dioksida, nitrogen dioksida, metana, Freon, dll) diduga menjadi faktor pemicu perubahan iklim bumi.

Tercatat tahun 1950-an, terjadi peningkatan suhu bumi yang disebabkan maraknya aktivitas industri dunia yang berbanding lurus dengan konsumsi energi.

Baca Juga: KTT G20, Recover Together, Recover Stronger, Saatnya Indonesia Menjadi Presidensi

 Sebagian es di kutub mencair, permukaan air laut naik, ekosistem mulai kacau dan bumi terasa lebih panas.

Dilansir dari Situs Berita ANTARA, Direktur Pelaksana Pengembangan Kebijakan dan Kerja Sama Bank Dunia, Mari Elka Pangestu menyatakan pendapatnya mengenai ancaman perubahan iklim.

Mari, mengungkapkan, ancaman krisis perubahan iklim adalah suatu sebab yang menjadi ancaman besar untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang sulit perbaikan dan akan terus ada.

 “Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar bagi pembangunan dan pertumbuhan, tidak akan hilang, ”terangnya dalam kegiatan Tri Hita Karana (THK) Blended Finance Presidensi G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Minggu 13 November 2022.

Baca Juga: Daftar Bandara Pendukung Pesawat VVIP untuk Delegasi KTT G20 Indonesia

Dirinya juga menyampaikan alasan bahwa ancaman perubahan iklim tersebut benar-benar nyata, dan jika dibiarkan, hal tersebut akan mengancam masyarakat dunia di seluruh Negara.

Menurutnya, ketika perubahan iklim menimpa negara miskin dan rentan, maka tidak ada pilihan selain melakukan tindakan dan upaya mitigasi bencana perubahan iklim.

Tidak hanya itu, ancaman perubahan iklim akan mendorong lebih dari 132 juta orang masuk ke dalam kemiskinan, 260 juta orang bermigrasi, dan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.

Baca Juga: Pengamat Puji Pengamanan G20, Namun Tidak Perlu Semua Persiapan Dibuka Ke Publik

Untuk itu Mari menyarankan untuk melakukan mitigasi segera terhadap ancaman perubahan iklim.

Oleh karenanya, transformasi dalam tujuan mengatasi perubahan iklim, perlu dilakukan, termasuk dalam lima sistem utama yakni: transportasi energi, pertanian, pangan dan penggunaan lahan.

“Itu karena infrastruktur perkotaan dan manufaktur menyumbang 90 persen dari emisi gas rumah kaca,” ujar Mari.

Sementara itu, seandainya tindakan mitigasi cepat dilakukan, maka secara menyeluruh suatu Negara akan memperoleh pertumbuhan, pekerjaan, ketahanan, dan pembangunan secara sekaligus.

Baca Juga: Demi Jaga Kondusifitas Keamanan KTT G20 di Bali, Sidang Ferdy Sambo CS di Tunda Sepekan

“Anda dapat mencapai keduanya (iklim dan pembangunan), jika Anda melakukannya dan mengelolanya dengan cara yang benar,” pungkas Meri.

Editor: Masruro

Tags

Terkini

Terpopuler