Orang Tua Wajib Tahu, Kenali Gejala OCD, Penyebab Hingga Resikonya bagi Si Buah Hati

- 16 Desember 2022, 14:39 WIB
Orang Tua Wajib Tahu, Kenali Gejala OCD, Penyebab Hingga Resikonya bagi Si Buah Hati
Orang Tua Wajib Tahu, Kenali Gejala OCD, Penyebab Hingga Resikonya bagi Si Buah Hati /freepik/freepik

KILAS KLATEN - Para orang tua wajib tahu, kenali gejala OCD, penyebab hingga resikonya bagi si buah hati Anda. Lalu Apa itu OCD?

Obsessive Compulsive Disorder atau disingkat sebagai OCD adalah salah satu bentuk masalah kesehatan mental yang dapat membuat penderitanya mempunyai pemikiran serta dorongan yang bersifat tidak terkontrol, biasanya gangguan kecemasan ini memiliki gejala berulang-ulang dan tidak dapat dihilangkan.

Biasanya, ini akan mencakup pikiran yang berulang (obsesi) yang memaksa seseorang untuk melakukan tindakan tertentu (kompulsi).

Seseorang yang menderita OCD dapat mengalami kecemasan yang mendalam tentang berbagai hal, mulai dari kebersihan hingga keselamatan, dan biasanya akan melakukan tindakan kompulsif, contohnya seperti mencuci tangan, menghitung, atau memeriksa hal-hal berulang kali.

Baca Juga: Mengetahui Pentingnya Self Healing bagi Kesehatan Mental

OCD merupakan masalah kesehatan mental yang umum terjadi bukan hanya pada anak-anak saja, melainkan juga pada usia remaja hingga dewasa.

Penyebab OCD Hingga Resikonya

Hingga saat ini faktor penyebab dari OCD belum diketahui secara pasti, tetapi menurut penelitian beberapa teori telah menggangap sebagai faktor penyebab.

Dilansir dari Halodoc.com, berikut berikut beberapa faktor penyebab dari OCD:

  • Struktur otak serta fungsinya. Namun, faktor ini masih belum pasti berpengaruh secara signifikan atau tidak.
  • Keturunan atau genetik.
  • Lingkungan tempat tinggal.

Dari ketiga faktor penyebab tersebut, lingkungan tempat tinggal sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh.

Hal tersebut akan menjadi lebih rentan seseorang akan terkena OCD bagi mereka yang tinggal di suatu lingkungan yang tidak mendukung perkembangan psikologis semasa kecilnya.

Sebagai contoh, sewaktu kecil anak sering di ejek hingge dibully karena kekurangan dari dirinya. Nah hal inilah yang nantinya akan memicu munculnya perasaan timbal balik yang dapat membuat anak tersebut melakukan hal sempurna.

Baca Juga: Kesehatan Mental terganggu ? Inilah 5 Cara Menghilangkan Overthinking

Gejala OCD



Seseorang yang menderita gangguan mental OCD biasanya menunjukan gejala obsesif maupun kompulsif, bahkan bisa juga keduanya.

OCD dengan perilaku obsesif biasanya didorong dengan pikiran yang sebenarnya tidak diinginkan dan dapat menyebabkan penderitanya merasa cemas jika tak dilakukan.

Lebih tepatnya, OCD obsesif lebih menekankan pikiran dan keinginan penderitanya. Dilansir dari Siloamhospitals.com, beberapa contoh tindakan obsesif yang menjadi ciri-ciri OCD adalah sebagai berikut:

  • Merasa takut secara berlebihan terhadap kontaminasi kuman, virus, atau kotoran.
  • Kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian. Misalnya, Anda akan merasa khawatir secara berlebihan ketika menduga-duga apakah kompor telah dimatikan atau belum.
  • Berperilaku agresif secara umum.
  • Memiliki keinginan untuk menata barang atau benda tertentu dengan tepat dan simetris.

Sedangkan OCD dengan perilaku kompulsif biasanya penderita akan berperilaku seperti berulang-ulang.

Hal ini bertujuan untuk mengurasi kecemasan karena spemikiran obsesif syang terlalu tinggi.

Contoh tindakan kompulsif yang menjadi ciri atau gejala OCD kompulsif yaitu:

  • Mencuci tangan berulang kali dan secara berlebihan.
  • Mengatur barang atau benda secara simetris.
  • Memeriksa pintu yang sudah dikunci berulang kali.
  • Mengulang kata-kata tertentu saat sedang berbicara dengan pelan.
  • Menghitung suatu hal untuk memastikannya berada pada pola tertentu.

Baca Juga: Pentingnya Interaksi Sosial bagi Kesehatan Mental

Diagnosis OCD



Para dokter mendiagnosis penyakit kesehatan mental OCD biasanya mengambil beberapa tindakan.Mulai dari wawancara medis, rekam medik serta riwayat penyakit pasien, dan selanjutnya yakni pemeriksaan fisik.

Cek darah, pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid hingga skrining alkoholserta konsumsi obat pun biasanya juga turut dilakukan.

Selanjutnya, dokter akan mengevaluasi psikologis penderita, mulai dari pikiran, gejala lain hingga pola perilaku kehidupan sehari-hari.

Adapun diagnosis OCD mengacu pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang dirilis oleh American Psychiatric Association.

Baca Juga: Bagaimana Kita Dapat Mengubah Stigma Tentang Kesehatan Mental?

Pengobatan OCD

Namun sayang, hingga saat ini penderita kesehatan mental OCD tidak bisa disembuhkan secara total.

Namun begitu, pasien dengan penderita OCD dapat mengurangi aktivitas dengan beberapa perawatan.

Adapun pengobatan OCD terdiri dari: konsumsi obat dan terapi psikoterapi.

Beberapa jenis obat yang biasa dianjurkan oleh dokter untuk penderita OCD yaitu antidepresan, antipsikotik, dan sejenisnya.

Dengan mengenali gejala, penyebab, hingga resiko OCD maka para orang tua akan lebih berhati-hati serta memperhatikan dengan serius si buah hati.***

 

Editor: Fajar Sidik Nur Cahyo

Sumber: Halodoc Siloam Hospital


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah