Sejumlah isu mengenai perang dagang antara AS dan Tiongkok, krisis politik Rusia-Ukraina dan ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan, membuat perdagangan global terganggu.
Kemudian pada Kamis pagi, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah, hal itu masih dipicu kekhawatiran akan resesi global.
Rupiah melemah 77 poin atau 0,5% ke posisi Rp 15.575 per dollar AS pada pagi ini.
Hal yang mendorong kenaikan dollar AS disebabkan karena imbal hasil obligasi AS yang melonjak, imbal hasil obligasi AS saat ini berada pada level tertinggi sejak krisis keuangan pada tahun 2008.
Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memperingatkan,inflasi yang terlalu tinggi dapat memacu The Fed menaikkan suku bunga acuan diatas 4,75%.
Perlunya mengendalikan inflasi juga ditekankan oleh Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic.
Baca Juga: Babak Baru, Bangkitnya Penerbangan Hingga Ekonomi Nasional
Kenaikan suku bunga bank sentral guna menahan inflasi mengkhawatirkan pelaku pasar.
Hal tersebut mengkhawatirkan pelaku pasar karena dapat mendorong ekonomi global mengalami kontraksi.
Rupiah melemah pada 34 poin atau 0,22% ke posisi Rp 15.498 per dollar AS pada penutupan Rabu 19 Oktober 2022.